Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Asuh Orangtua di Jepang yang Bisa Kita Contoh

Kompas.com - 08/07/2021, 09:24 WIB
Anya Dellanita,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pola asuh orangtua Jepang mungkin berbeda dengan pola asuh di negara lain. Orangtua Jepang tidak memanjakan anak dan mendorong mereka untuk mandiri sejak dini. Mungkin itu sebabnya orang Jepang terkenal akan kedisiplinan, patuh pada aturan, dan kejujurannya. 

Kendati demikian, rasa kasih sayang orangtua Jepang pada anaknya tetap tersalurkan lewat pola asuh anak mereka yang menjunjung tinggi kedekatan psikis dan emosional. 

Seperti apa pola asuh orangtua Jepang yang layak ditiru dan cocok diterapkan di Indonesia?

Berikut delapan cara pola asuh orangtua Jepang menurut penulis Maryanne Murray Buechner seperti dilansir dari The Asian Parent.

Baca juga: Memahami Pola Asuh Permisif dan Risikonya bagi Anak

1. Semua anak dilatih mandiri

Anak di Jepang dididik untuk mandiri sejak dini. Orangtua tidak akan mengantar atau menemani anak-anak saat pergi ke sekolah walau mereka memakai transportasi umum. Biasanya, anak-anak di Jepang berangkat sendiri atau bersama temannya.

Menurut Buechner, Jepang cukup aman, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan. Selain itu, orangtua di Jepang yakin masyarakat bisa dipercaya untuk membantu anak-anak.

2. Orangtua tidak membicarakan anak

Jika orangtua di negara lain hobi berbagi cerita atau masalah keluarga dengan orang lain, orangtua Jepang berbeda.

Buechner menemukan fakta bahwa orang Jepang menceritakan masalah mereka hanya kepada orang yang sangat mereka percayai.  Membicarakan aktivitas anak dianggap tabu di Jepang.

Baca juga: 5 Sikap Disiplin yang Harus Diterapkan Orangtua pada Anak

“Menyebutkan bahwa anak Anda bergabung dengan tim sepakbola, bisa dianggap sebagai orang yang sombong. Sudah cukup jika anak terlihat mengenakan seragam tim itu,” tulis Buechner.

Kendati demikian, pola asuh Jepang sangat kompetitif.

“Pola asuh di Jepang sangat kompetitif, mereka biasanya memastikan agar anaknya masuk ke sekolah ternama. Persiapan untuk lulus ujian sekolah sangat berat,” kata Buechner.

Dua warga berjalan di depan logo olimpiade di Tokyo, Jepang.REUTERS via ABC INDONESIA Dua warga berjalan di depan logo olimpiade di Tokyo, Jepang.

3. Mengutamakan kedekatan fisik dan emosional

Buechner menemukan fakta menarik, meski orangtua Jepang menyukai pola asuh yang mengedepankan kedekatan fisik dan emosional (attachment parenting), mereka tidak menunjukkannya di depan umum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com