Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Organ Tubuh yang Paling Merasakan Dampak Buruk Pemakaian Sabu

Kompas.com - Diperbarui 18/11/2022, 06:33 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Drugabuse

KOMPAS.com - Sabu menjadi salah satu narkoba yang paling berbahaya untuk tubuh.

Penggunaannya dapat mengalami kecanduan dan memicu sejumlah masalah kesehatan.

Banyak orang tergoda menggunakan sabu karena berbagai alasan.

Efek pergaulan, coba-coba, boosting stamina dan keinginan menjaga berat badan adalah sedikit dari alasan yang kerap muncul.

Orang yang kecanduan sabu cenderung menambah dosis penggunaannya dari waktu ke waktu.

Hal yang kerap tidak disadari adalah sabu berdampak pada kerja organ tubuh dan menyebabkan kerusakan dalam jangka panjang.

Pengguna sabu menghadapi peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, kerusakan hati, penekanan kekebalan, dan bahkan penyakit Parkinson.

Kondisinya bisa sangat fatal sehingga penggunaannya dilarang di hampir semua negara. 

 Baca juga: Nia Ramadhani dan Suaminya, Ardi Bakrie, Ditangkap Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Ironisnya, dampak buruk sabu tetap berpengaruh pada tubuh seseorang meskipun telah berhenti mengkonsumsinya.

Karena itu, kita harus menjauhkan diri dari penyalahgunaan sabu agar terhindar dari efek buruknya untuk organ tubuh.

Berikut adalah efek buruk penggunaan sabu pada tujuh organ tubuh vital kita, menurut American Addiction Center:

  • Otak

Sabu alias meth memiliki efek kuat pada neurotransmiter di otak, seperti dopamin dan serotonin.

Perasaan "tinggi" metamfetamin dihasilkan oleh pelepasan bahan kimia ini secara berlebihan, yang dengan cepat menghabiskan suplai otak dan memicu kerusakan.

Baca juga: Relawan Anti-narkoba Jadi Pengedar Sabu, Rumah Dijadikan Lokasi Nyabu

Kecanduan jenis narkoba ini juga menyebabkan penyakit Parkinson, lima kali lipat lebih berisiko pada wanita. 

Efek sabu pada sel otak selanjutnya dapat menyebabkan perkembangan psikosis, gejalanya seperti halusinasi dan paranoia yang sangat mirip dengan skizofrenia. Meskipun gejala ini dapat hilang dalam 1-6 bulan setelah berhenti, banyak pula yang bertahan dalam jangka panjang.

Ilustrasi narkobaKOMPAS.COM/TOTO SIHONO Ilustrasi narkoba

Halaman:
Sumber Drugabuse


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com