Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Organ Tubuh yang Paling Merasakan Dampak Buruk Pemakaian Sabu

Kompas.com - Diperbarui 18/11/2022, 06:33 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Drugabuse
  • Otot

Sabu juga memberikan efek buruk pada sistem muskuloskeletal tubuh misalnya saja rhabdomyolysis. Kondisi ini melibatkan penghancuran jaringan otot yang cepat, dengan potensi pelepasan racun dari isi sel yang rusak ke dalam aliran darah.

Rhabdomyolysis yang diinduksi metamfetamin dapat menyebabkan nyeri otot yang meluas, fluktuasi elektrolit serum yang tak terkontrol, dan gagal ginjal ireversibel.

Baca juga: Kenalkan Bahaya Narkoba pada Anak Sejak Dini

  • Gigi

Kesehatan mulut juga menjadi salah satu yang terdampak apabila kita kecanduan sabu. Bahan terlarang ini menyebabkan mulit kering dan kekurangan air liur yang mengikis kemampuan tubuh untuk menangkis bakteri penyebab gigi berlubang.

Para pecandu juga akan gigi yang terkikis secara kompulsif sehingga lebih cepat aus. Tak heran jika banyak yang mengalami kerusakan parah, retak, dan kehilangan giginya begitu saja.

  • Jantung

Organ yang punya fungsi penting memompa jantung ini juga tak lepas dari pengaruh buruk penggunaan sabu. Misalnya saja peningkatan detak jantung pengguna sehingga menyebabkan palpitasi jantung, ditandai dengan perasaan berdebar yang kuat.

Efek lainnya ialah aritmia alias detak jantung tidak teratur yang menyebabkan pusing, kolaps, atau bahkan serangan jantung.

Baca juga: Kenali 5 Lingkungan Kerja Toxic yang Bisa Bikin Terjerumus Narkoba

  • Sistem pernapasan

Efek stimulan metamfetamin menyebabkan pernapasan cepat, batuk hebat, trauma pernapasan seperti paru-paru yang kolaps (pneumotoraks) dan pelepasan udara ke dalam tubuh di luar paru-paru (pneumomediastinum).

Kotoran sisa sabu yang tersimpan di paru-paru dapat membentuk granuloma dan menyebabkan penyakit paru interstisial.

  • Hati dan sistem Gastrointestinal

Hepatitis dan peradangan hati adalah penyakit yang harus diwaspadai pengguna sabu karena dapat menyebabkan kerusakan progresif dari waktu ke waktu. Risiko lainnya ialah menyebabkan penyakit kuning, sirosis, pendarahan, dan kerusakan sistem saraf.

Penyempitan pembuluh darah akibat penggunaan sabu dapat memutus aliran darah ke usus, berpotensi menyebabkan kematian jaringan. Hal ini dapat menyebabkan perforasi dinding usus dan peritonitis, infeksi rongga perut yang berpotensi fatal.

Baca juga: Tak Harus seperti Nunung, 5 Cara Menjaga Stamina Tanpa Narkoba

  • Imunitas

Penggunaan sabu juga dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh meskipun efeknya tidak terlalu terasa. Tubuh akan kekurangan kemampuan melawan dan melawan bakteri, virus, dan jamur penyebab penyakit.

Akibatnya, pengguna sabu menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit menular.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Drugabuse


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com