Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang yang Tidak Divaksin Bisa Jadi Sumber Mutasi Virus Corona

Kompas.com - 08/07/2021, 17:34 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Orang-orang yang tidak divaksin Covid-19 bukan hanya membahayakan kesehatannya, tetapi juga lingkungannya. Sebab, jika ia terinfeksi Covid-19 virusnya bisa saja bermutasi.

Para ahli mengingatkan, satu-satunya sumber varian baru virus corona adalah tubuh orang yang terinfeksi atau inangnya.

Ketua Tim Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, dr Gunadi, PhD, SpBA, mengatakan, kemunculan varian virus corona yang baru dipengaruhi perilaku manusia sebagai inangnya.

“Pelanggaran prokes, tidak divaksinasi, interaksi sosial yang sangat masif merupakan sarana kemunculan varian baru,” ujarnya dalam acara Dialog Produktif KPCPEN secara virtual (7/7/2021).

Baca juga: Cegah Penularan Varian Delta, Masyarakat Diminta Gunakan Dua Lapis Masker

Dia menjelaskan, ketika ada virus corona masuk ke inang dan tidak ada pertahanan tubuh (karena belum divaksin), maka virus itu akan bermutasi.

Semakin banyak orang yang tidak divaksin, makin besar kemungkinan virus itu bermutasi. Jika orang yang terinfeksi menularkannya ke orang lain, maka yang ditularkan adalah virus yang sudah bermutasi.

“Demikian seterusnya ia akan bermutasi sampai akhirnya virus itu merasa fit. Hal itu terjadi di India dengan munculnya varian virus Delta, ” kata Gunadi.

Selain adanya inang, menurut Gunadi interaksi sosial juga bisa jadi sumber mutasi virus.

“Virus tidak bisa hidup tanpa inang. Otomatis kalau inangnya tidak ada interaksi sosial akhirnya virus itu dikalahkan oleh sel imun orang tersebut dan tidak bisa menyebarang ke inang lain dan mati,” ujarnya.

Baca juga: Sudah Divaksin, Bisakah Menularkan Virus?

Itu sebabnya, selain membatasi aktivitas di luar rumah dan isolasi untuk yang terinfeksi, Gunadi menekankan pentingnya vaksinasi.

Dia menyebutkan, vaksin COVID-19 sejauh ini dapat melawan varian Delta. Riset terbaru yang dilakukan di Inggris menunjukkan efikasi vaksin dapat mencegah timbulnya gejala, dan mencegah rawat inap di RS hingga lebih 90 persen.

Varian Delta

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, di masa pandemi COVID-19 diperlukan langkah-langkah dalam memutus rantai transmisi penyakit, salah satunya dengan pelacakan kontak (contact tracing).

“Bagi kasus terkonfirmasi positif harus menjalani karantina/isolasi mandiri guna memutus rantai penyebaran,” ujarnya

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama, MKM, mengatakan angka kenaikan kasus positif Covid-19 yang tinggi di DKI disebabkan karena varian Delta.

“Berdasarkan pengujian genome sequencing sekitar 3000 sampel di DKI Jakarta, 11 persen di antaranya Variant of Concern, termasuk dalam hal ini varian Delta,” ujarnya

Baca juga: Waspada Varian Delta Telah Mendominasi di Indonesia dan Bersiap Kemungkinan Terburuk...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com