Tunggu hingga anak tenang sebelum berusaha mengajak anak berbincang.
Seperti dilansir laman Coping Skills for Kids, saat seorang anak marah atau frustasi, dia tidak akan siap untuk memproses informasi.
Akibatnya, anak tidak akan mampu duduk dan mendengarkan nasihat saat sedang marah.
Saat berbicara dengan anak, gunakan nada bicara yang tenang dan berbicaralah sesedikit mungkin.
Buat kalimat tetap pendek dan terus ulangi frasa yang sama. Pengulangan akan memastikan anak mendengarkan kata-kata kita.
Ajarkan anak bagaimana seharusnya mereka beraksi saat marah atau frustasi.
Mengganti kemarahan dengan sesuatu yang positif akan sangat membantu.
Kita juga bisa menyiapkan sebuah ruangan atau sudut yang dijadikan sebagai “sudut tenang” untuk meredakan rasa marah anak.
Sudut itu akan menjadi tempat anak menenangkan diri saat dia mulai merasa marah.
Buatlah aktivitas menenangkan yang bisa dilakukan anak sampai emosinya mereda.
Mainan favorit, buku mewarnai, atau beberapa permainan juga dapat membantu menenangkan anak.
Menenangkan pikiran secara efektif dapat membantu menghilangkan kemarahan. Karena itu, mempelajari keterampilan manajemen kemarahan dapat membantu.
Menurut Motherly, ada beberapa teknik relaksasi yang dapat membantu anak.
Misalnya dengan cara mengajarkan relaksasi melalui frasa, kata, atau gambar yang dapat membantu anak untuk memfokuskan kembali pikiran.
Untuk anak-anak yang lebih kecil, cerita atau lagu favorit mereka terbukti menenangkan.