Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Sering Membentak Anak, Ini 6 Dampak Buruknya

Kompas.com - 10/07/2021, 09:35 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Parents

KOMPAS.com - Tidak ada orang yang suka dibentak. Itu bisa menjadi pengalaman yang memalukan atau bahkan menakutkan, apalagi pada anak.

Namun, kita masih sering menemukan orangtua membentak anak pada situasi tertentu, misalnya ketika menegur atau anak melakukan sesuatu yang dianggap kesalahan.

Instruktur psikiatri dari Harvard Medical School dan penulis Outsmarting Anger: 7 Steps for Defusing our Most Dangerous Emotion, Joseph Shrand, MD, mengatakan bahwa berteriak atau membentak adalah respons alami seseorang ketika marah.

Tidak ada yang salah dengan marah. Namun, apa yang dilakukan ketika kita marah adalah hal yang penting untuk diperhatikan.

Pada orangtua, kemarahan bisa menjadi ungkapan bahwa mereka ingin ada perilaku buruk anaknya yang berubah.

Namun, pahamilah bahwa mengubah perilaku memerlukan lebih banyak usaha daripada sekadar marah atau membentak. Perubahan perilaku memerlukan aksi.

Ditambah lagi, kebiasaan membentak anak ternyata bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembangnya. Melansir Parents, berikut sejumlah dampak yang terjadi pada anak jika orangtua suka membentak:

1. Anak tidak bisa belajar

Psikolog klinis dan penulis Peaceful Parent, Happy Kids: How to Stop Yelling and Start Connecting, Laura Markham, PhD mengatakan, membentak adalah cara melepaskan rasa marah dan itu bukanlah cara yang efektif untuk mengubah perilaku.

Ketika dibentak, anak akan takut dan berada pada mode "fight or flight". Pada situasi tersebut, pusat pembelajaran di otak anak akan mati.

Fight or flight adalah respons psikologis yang terjadi ketika otak kita mendeteksi ancaman. Tentu saja, pada posisi tersebut, anak akan sulit untuk belajar karena otak mereka mendeteksi orang yang membentak mereka sebagai ancaman.

Kemudian, otak akan secara efektif mematikan bagian lain pada otak yang tidak didedikasikan untuk perlindungan dan pertahanan diri.

"Komunikasi yang tenang justru dapat membantu anak merasa aman dan membuat mereka lebih mampu menerima pembelajaran yang kita berikan," kata Markham.

Baca juga: Jadikan Anak sebagai Teman, Pola Asuh Idealkah?

2. Anak merasa tak dihargai

Kebanyakan dari kita, dihargai oleh orang lain menjadi cara bagaimana kita menilai harga diri kita dan memnentukan apakah diri kita penting bagi dunia sekitar atau tidak.

Ketika kita dibentak atau dimarahi, kita akan memandang diri kita tidak memadai, tidak mampu, dan dipertanyakan kemampuannya. Hal ini juga terjadi pada anak.

"Membentak adalah salah satu cara paling cepat untuk membuat seseorang merasa tidak dihargai," ujar Shrand.

Halaman:
Sumber Parents
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com