Sering kali, anak-anak meninggalkan interaksi ketika dibentak karena merasa defensif dan tidak terhubung dengan orantuanya. Mereka menjadi tidak terbuka untuk perubahan, tidak reseptif, dan sulit terhubung secara lebih mendalam dengan orangtuanya.
"Selama 40 tahun saya menjadi psikolog, saya sudah melihat ribuan anak dan tidak ada satu pun yang mengatakan pada saya bahwa mereka merasa lebih dekat dengan orangtuanya setelah dimarahi," kata Bernstein.
5. Membahayakan anak
Berbagai studi telah mengilustrasikan bagaimana membentak anak dapat membahayakan mereka.
Salah satu studi menyebutkan bahwa meneriaki atau membentak anak adalah salah satu ukuran untuk cara mendisiplinkan yang keras dan menyimpulkan bahwa anak-anak yang didisiplinkan dengan cara ini cenderung memiliki prestasi sekolah yang buruk dan masalah perilaku.
Studi lain menunjukkan bahwa membentak memberikan efek yang sama pada anak, sama seperti hukuman fisik.
Studi lainnya bahkan menyimpulkan bahwa pelecehan verbal dan sering dibentak dapat mengubah cara otak anak berkembang.
Anak-anak masih belajar dalam memiliki kemampuan mengatur emosi yang baik. Jika orangtua tak menunjukannya, mereka akan semakin sulit memahami itu.
Orangtua yang mudah membentak ketika merasa kesal akan mengajari anak bagaimana mereka merespons situasi frustrasi kelak.
Dengan kata lain, seseorang yang sering membentak anak akan membesarkan anak yang juga akan suka membentak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.