KOMPAS.com - Tak sedikit orangtua yang terbiasa membentak anaknya ketika anak berbuat sesuatu yang dianggap kesalahan atau sekadar ingin mendisiplinkan anak.
Padahal, membentak bukanlah cara ideal membuat anak menjadi disiplin.
Laman Parents menjelaskan beberapa dampak buruk membentak anak yang mungkin terjadi. Respons amarah dengan cara membentak bisa membuat anak merasa tidak dihargai, bahkan rentan mengalami kecemasan dan depresi di masa mendatang.
Saat dibentak, otak anak juga akan berada pada mode "fight or flight" dan memandang orangtua sebagai ancaman. Alih-alih belajar untuk menjadi disiplin, anak justru tidak bisa belajar dalam kondisi tersebut.
Baca juga: Orangtua Sering Membentak Anak, Ini 6 Dampak Buruknya
Mengajari anak disiplin dapat dilakukan melalui beberapa cara dan tentunya tidak perlu melibatkan amarah atau kebiasaan membentak.
Dokter spesialis anak, Edward Gaydos, DO menyebutkan ada lima cara mendisiplinkan anak yang bisa dipraktikkan orangtua tanpa harus membentak:
Bagi sebagian orang, disiplin terasa seolah-olah seperti menghukum anak.
Padahal, disiplin lebih merupakan sarana untuk terlibat secara aktif dengan anak-anak demi membentuk karakter moral mereka. Disiplin diperlukan untuk mengajari anak tentang apa yang benar dan salah.
Ini adalah keterampilan yang sangat penting untuk mereka berfungsi di masyarakat kelak.
Menurut Gaydos, mengajari anak untuk disiplin sama dengan mengajari mereka untuk mengendalikan diri. Tentu ini berbeda dengan hukuman.
"Hukuman adalah sesuatu yang sifatnya langsung dan berfungsi sebagai pembalasan," katanya, seperti dilansir Cleveland Clinic.
Disiplin jauh lebih efektif dalam membentuk karakter anak daripada hukuman. Meski begitu, membentuk sikap disiplin memang memerlukan lebih banyak upaya dan waktu.
Baca juga: Ajari 5 Sikap Tegas Ini kepada Anak agar Tak Jadi Korban Bullying
Seperti yang telah diungkapkan, membentuk sikap disiplin pada anak memerlukan waktu dan usaha.
Ini adalah mengenai pola asuh anak secara keseluruhan, tidak hanya pada waktu-waktu tertentu saja.
Oleh karena itu, penting untuk mengapresiasi anak ketika mereka melakukan sesuatu yang baik.