Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Informasi Vaksin Covid-19 yang Tak Berdasar, Awas Termakan Hoaks!

Kompas.com - 12/07/2021, 16:14 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sudah divaksin bukan berarti abai menjalankan protokol kesehatan, tidak mengenakan masker dan kebal terhadap virus.

Selain itu, butuh waktu agar mayoritas populasi sudah divaksin agar terbentuk kekebalan komunal karena distribusinya yang terbatas.

Baca juga: 5 Hal soal Moderna, Vaksin Covid-19 yang Dapat Izin Darurat BPOM

Salah satu hoaks yang sempat heboh adalah vaksin Covid-19 dibuat agar manusia dapat disusupi microchip magnetik. Ditandai dengan koin yang bisa menempel di lengan orang yang sudah divaksin.

Kabar ini telah dibantah langsung oleh pemerintah Indonesia melalui laman https://covid19.go.id. Hasil periksa fakta Fathia Islamiyatul Syahida dari Universitas Pendidikan Indonesia menyatakan,  reaksi magnetis sebagai efek samping vaksin sama sekali tidak berdasar.

Departemen Kesehatan Masyarakat Los Angeles juga telah membantah hoaks yang menyebytka vaksin sebagai upaya Bill Gates mengontrol manusia. Tidak ada yang tertinggal di tubuh selain vaksin, seperti dinyatakan langsung oleh Yayasan Bill dan Melinda Gates.

Baca juga: Satgas Pastikan Vaksin Covid-19 Tak Mengandung Magnet

  • Jarum tertinggal di lengan setelah vaksin

Ketika awal program vaksinasi, banyak potongan video beredar dengan narasi bahwa jarum tertinggal di tubuh seseorang yang sudah divaksin. Faktanya, jarum yang dipakai adalah retractable needle alias bisa ditarik ke laras suntikan setelah vaksin diberikan.

Setelah divaksinasi, kita bisa melihat bahwa tidak ada cairan yang tersisa di dalam tabung suntik dan jarum berada di dalam laras tersebut.

Jika tetap tidak yakin, mintalah untuk melihat jarum suntik sebelum dan sesudah divaksin untuk memastikan tidak ada jarum yang tertinggal di tubuh.

Baca juga: Gelombang Kedua Pandemi, Jangan Tunda atau Pilih-pilih Vaksin Covid-19

  • Vaksin Covid-19 menyebabkan kemandulan

Keenganan untuk divaksin juga muncul karena salah kaprah akan pengaruhnya pada tubuh wanita. Hal ini karena hoaks yang menyatakan vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan sehingga wanita tak bisa bereproduksi.

Informasi yang menyebar, vaksin melatih tubuh untuk menyerang syncytin-1, protein dalam plasenta, yang dapat menyebabkan kemandulan pada wanita. Kenyataannya, ada urutan asam amino yang dibagi antara protein lonjakan dan protein plasenta.

Para ahli mengatakan itu terlalu singkat untuk memicu respons kekebalan dan karenanya tidak memengaruhi kesuburan.

Baca juga: Vaksin Covid-19 pada Ibu Hamil Juga Melindungi Janin

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com