Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Covid-19 Varian Delta Menular Saat Berpapasan? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 12/07/2021, 20:02 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Covid-19 varian Delta atau B.1.617.2 disebut sebagai jenis virus corona yang penularannya tercepat dan terkuat sejauh ini.

Sebuah kasus di Australia beberapa waktu lalu, misalnya, bahkan menduga varian virus yang awalnya ditemukan di India ini dapat menular hanya karena berpapasan. Benarkah demikian?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik & Infeksi, dr Ronald Irwanto, SpPD-KPTI, FINASIM menjelaskan, sebetulnya tidak ada perubahan pola penyebaran varian Delta maupun varian lainnya.

Sejauh ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memang mengeluarkan pernyataan bahwa varian Delta mungkin lebih mudah menyebar. Namun, pola penularannya sebetulnya masih sama yakni melalui tetesan pernapasan (droplet).

"Perlu saya katakan bahwa cara penularan dari varian Delta ini sama seperti varian-varian sebelumnya atau Covid-19 sebelum dikenal mutasinya, yaitu melalui droplet. Jadi bukan melalui airborne, apalagi berpapasan."

Demikian diungkapkan oleh Ronald dalam webinar bertajuk "Hoax atau Fakta: Vaksin & Covid-19 Varian Baru" bersama Rumah Sakit Pondok Indah, Senin (12/7/2021).

Baca juga: 3 Jenis Makanan yang Perlu Dihindari Saat Isoman

Varian Delta juga kerap dianggap sebagai penyebab lonjakan kasus di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut Ronald, lonjakan kasus lebih disebabkan karena abainya sekelompok masyarakat terhadap protokol kesehatan dalam periode waktu tertentu.

"Kita tahu, di media-media dikatakan pusat wisata dibuka, berkerumun, dan sebagainya. 2-3 minggu kejadian. Maka setelah itu terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang luar biasa," katanya.

Ronald menegaskan, apapun variannya, strategi utamanya tetap kembali pada penerapan protokol kesehatan yang ketat, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga kontak dekat, membatasi mobilitas, hingga menghindari kerumunan.

"Kalau ada perubahan model transmisi, maka protokol akan berubah. Tapi pada kenyataannya WHO tidak mengubah protokol kesehatannya," kata Ronald.

 

Strategi lainnya adalah mendapatkan vaksinasi. Sejauh ini, baik WHO maupun Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan bahwa vaksin yang saat ini ada masih cukup efektif untuk mengatasi varian baru.

"Vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia pada saat kita mau vaksin. WHO dan CDC tidak mengadakan perbandingan satu vaksin dan yang lain. Yang digencarkan hanya dua, yakni protokol kesehatan harus didisiplinkan dan penyebarluasan pelaksanaan vaksin," tuturnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Ini 6 Hal Sederhana untuk Cegah Penularan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com