KOMPAS.com - Selama pandemi Covid-19, kita banyak menerima informasi kesehatan yang beredar di media sosial atau aplikasi pesan. Termasuk salah satunya adalah praktik cuci hidung.
Dr Yonian Gentilis Kusumasmara, SpTHT-KL menjelaskan, cuci hidung berfungsi untuk mengeluarkan sekret atau ingus yang ada di hidung ketika seseorang terinfeksi Covid-19.
Cuci hidung juga diyakini dapat membantu mengatasi kehilangan penciuman atau anosmia akibat Covid-19, terutama jika pasien mengalami hidung tersumbat, meler, atau bersin-bersin.
Cuci hidung dapat mengurangi viral load. Ketika viral load di hidung berkurang, risiko penularan virus ke orang lain juga dapat berkurang.
"Jadi kita bisa memutus rantai penularan dengan cuci hidung," katanya dalam Instagram Live bersama Eka Hospital Bekasi, Senin (12/7/2021).
Baca juga: Latihan Penciuman Atasi Anosmia Akibat Covid-19, Cuma Perlu 20 Detik
Namun, Yonian mengingatkan untuk tidak sembarang melakukan cuci hidung dengan air garam.
Cuci hidung adalah proses pembilasan (flush) pada hidung menggunakan NaCl 0,9 persen.
Ia menjelaskan, NaCl secara konsentrasi adalah cairan bersifat isotonik. Artinya, konsentrasinya sama seperti cairan yang ada di tubuh kita, seperti air liur atau keringat.
Dengan begitu, hidung tidak akan terasa perih ketika masuk ke hidung.
"Saran saya jangan pakai garam sendiri di rumah. Untuk membuat NaCl 0,9 persen itu ribet, harus diukur, ditimbang gramnya, harus steril," ucapnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.