Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sembarangan Tes Swab Antigen Covid-19 Sendiri, Kenali Bahayanya

Kompas.com - 13/07/2021, 14:17 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat kini makin marak melakukan uji tes swab antigen Covid-19 sendiri. Padahal, pemeriksaan bagian dalam rongga hidung ini seharusnya hanya dilakukan oleh tenaga ahli.

Tren pemeriksaan swab antigen mandiri ini bermula ketika beberapa bulan silam sejumlah artis menampilkan tes swab antigen Covid-19 mandiri yang dilakukannya.

Penyanyi BCL dan presenter, Edric Tjandra menjadi salah satu yang mengabadikannya lewat media sosialnya.

Belum lama ini, video Ariel Tatum memeragakan uji swab mandiri juga kembali viral. Ia memang menekankan soal tidak lagi merasa tegang saat harus melakukan swab namun perilakunya itu kembali jadi sorotan.

Baca juga: Alat Swab Antigen Covid-19 Ramai Dijual Murah di Marketplace, Amankah?

Kecenderungan masyarakat melakukannya sendiri ini dibuktikan dengan banyaknya alat uji swab antigen yang dijual bebas secara online. Sudah banyak yang membelinya untuk dipakai di luar pengawasan tenaga kesehatan.

Menurut dr. RA Adaninggar Primadia Nariswari SpPD, pengujian mandiri status Covid-19 melalui swab antigen tidak boleh dilakukan karena berbagai alasan.

"Jangan dilakukan, bisa berbahaya karena bisa salah teknis, salah interpretesi dan banyak aspek lainnya," terangnya kepada Kompas.com.

Pengujian seharusnya dilakukan oleh tenaga ahli dengan tata cara dan protokol yang tepat sesuai kompetensinya. Hal ini untuk memastikan metodenya tepat dan hasilnya juga sesuai.

Dikhawatirkan, masyarakat salah menginterpretasikannya hasilnya. Akibatnya, penanganan yang diberikan tidak tepat dan berisiko meningkatkan penyebaran virus.

Baca juga: Perang Tarif Swab Antigen di Jaksel, Klinik Pasang Harga Promo Mulai Rp 74.000

Selain itu, tes swab antigen dilakukan dengan mengambil sampel cairan pernapasan. Dari sampel tersebut, kita mungkin saja bisa terinfeksi virus jika penerapannya tidak tepat.

Aspek lain yang harus diperhatikan pula adalah pengolahan sampah alat kesehatan ini.

"Sisa tes swab yang kita pakai kan termasuk sampah medis, ada cara sendiri pengolahannya," ujar dokter penyakit dalam yang aktif dalam edukasi Covid-19 ini.

Ketika masyarakat memakai alat kesehatan ini sendiri, ada kecederungan membuangnya seperti sampah biasa. Hal ini juga berisiko meningkatkan penyebaran virus khususnya jika seseorang terbukti positif Covid-19.

"Bisa juga karena salah interprestasi disangka negatif, buang sembarang padahal sebenarnya positif dan menyebarkan virus ke orang lain," tandasnya.

warga yang terjaring razia di pos penyekatan di tes swab antigen secara acak.KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM warga yang terjaring razia di pos penyekatan di tes swab antigen secara acak.

Karena berbagai alasan ini, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak gegabah melakukan tes mandiri. Lebih baik memanfaatkan layanan uji swab antigen yang kini banyak tersedia di faskes.

Apalagi saat ini banyak penyedia layanan kesehatan yang bersedia datang ke rumah dengan biaya yang terjangkau. Menurutnya, tak ada alasan untuk masyarakat melakukannya sendiri, apalagi tanpa kompetensi.

Baca juga: 7 Tips Hindari Penularan Covid-19 Saat Belanja Bulanan

Marak di Eropa tapi Belum Bisa Dilakukan di Indonesia

Sebenarnya, personal kit swab antigen Covid-19 sudah banyak dijual dan dilakukan di luar negeri. Beberapa negara di Amerika dan Eropa sudah mengizinkan warganya melakukan tes mandiri untuk mengetahui kondisi kesehatannya.

"Kita di Indonesia belum bisa melakukannya karena kesadaran masyarakat soal kesehatan masih kurang, ini kaitanya dengan literasi kesehatan," jelas Ning.

Perbedaan pemahaman inilah yang membuat masyarakat Indonesia dinilai belum mampu melakukan tes swab antigen mandiri. Dikhawatirkan, hasil interpretasinya salah dan malah memperburuk penyebaran virus Covid-19.

Sebenarnya, tambah Ning, tes swab antigen bisa lebih nyaman jika dilakukan sendiri dibandingkan oleh orang lain.

Kita bisa mengukur sendiri sejauh mana alat tersebut masuk ke rongga hidung sesuai dengan batas kenyamanan masing-masing.

"Kalau enggak nyaman kan stop, bisa diukur sendiri," jelasnya. Selama ini, banyak orang mengeluhkan rasa sakit dan tidak nyaman ketika harus menjalani tes antigen.

Meski demikian, ia menekankan untuk tidak melakukannya sendiri karena berbagai risiko yang membahayakan.

 Baca juga: Prihatin Banyak Ojol Terinfeksi Covid-19 dan Terkendala Biaya, Komunitas Ini Adakan Tes Swab Gratis

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com