Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, 11 Tanda Pertemanan Toksik yang Tak Boleh Diabaikan

Kompas.com - 14/07/2021, 09:10 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

"Kecemburuan dan rendahnya kepercayaan diri sering kali punya peran besar dalam sikap kompetitif seseorang dan karakter tidak sehat dalam pertemanan," kata Siclari.

Oleh karena itu, penting untuk memiliki teman yang mau menjaga relasi pertemanannya dengan kita dan selalu ingin melihat kita berhasil.

Baca juga: Perlukah Banyak Teman Agar Bisa Bahagia?

9. Tidak menghormati batasan

Batasan sangatlah penting dalam sebuah relasi pertemanan. Jika teman kita terus-menerus mendorong batasan tersebut dan membuat kita malah merasa tertekan untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin kita lakukan, maka tandanya tidak ada dasar dari rasa hormat dalam pertemanan tersebut.

Misalnya, mereka memaksa kita untuk minum, sementara kita tidak menyukainya.

10. Cemburu dengan orang lain di hidup kita

Dalam relasi yang sehat, kita seharusnya bisa memiliki beberapa teman tanpa mengganggu satu lingkaran pertemanan.

Namun, pada relasi pertemanan yang toksik, teman kita itu mungkin malah memberikan komentar-komentar negatif tentang teman kita yang lain dan menunjukkan seolah mereka tidak mau kita menghabiskan waktu dengan orang lain selain mereka.

Contoh perilaku cemburu dan posesif tersebut adalah karakter dari sebuah pertemanan toksik.

11. Merasa diri kita buruk setelah bertemu mereka

Mairanz menjelaskan, pertemanan yang baik seharusnya membuat kita merasa percaya diri, dicintai, diapresiasi, dan secara umum membuat kita merasa lebih baik terhadap diri sendiri.

Sebaliknya, setelah menghabiskan waktu dengan teman-teman yang toksik, kita malah merasa lelah, merasa diri kita buruk, atau bahkan marah.

Jika kita merasa jauh lebih bahagia sebelum bersama mereka, maka artinya pertemanan itu adalah pertemanan tidak sehat.

Baca juga: Kenali 3 Ciri-ciri Teman yang Ternyata Musuh dalam Selimut

Lalu, apa yang harus kita lakukan?

Memutuskan relasi pertemanan memang sangat menyakitkan dan bisa sulit untuk dihadapi, terutama jika masalahnya berkembang menjadi semakim buruk.

Cara terbaik untuk move on dari pertemanan toksik adalah mengevaluasi apa saja yang bisa kita lakukan secara efektif untuk membuat relasi tersebut lebih sehat

Menurut Mairanz, cara terbaik untuk mengenalinya adalah mengevaluasi bagaimana membuat relasi tersebut lebih sehat, saling mendukung, dan mengomunikasikan apa yang kita butuhkan. Setelah itu, lihatlah bagaimana teman kira bereaksi.

Jika mereka terbuka dengan masukan, maka relasi tersebut layak untuk dipertahankan.

Namun, jika mereka malah terlihat melindungi dirinya dan beralasan, maka lebih baik kita memprioritaskan waktu untuk teman lain yang lebih membutuhkan kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com