KOMPAS.com - Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan bagian bawah, tepatnya pada organ paru-paru.
Saat ini, pneumonia masih menjadi penyumbang kematian utama pada anak usia di bawah lima tahun (balita).
Pada 2015, misalnya, 1 dari 6 anak di dunia meninggal karena pneumonia. Di dunia, Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang angka kematian terbesar akibat pneumonia pada anak.
"Pneumonia masih menjadi masalah. Walaupun kelihatannya simpel, ternyata ini masih menjadi pembunuh pertama untuk anak-anak."
Demikian diungkapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid dalam Media Gathering bertema "Ayo Imunisasi, STOP Pneumonia" bersama Save the Children, Kamis (15/7/2021).
Baca juga: Kematian Balita Akibat Pneumonia Tinggi, Kenali Gejalanya
Beberapa gejala yang kerap muncul pada penderita pneumonia anak maupun dewasa antara lain:
Namun, anak balita atau bayi sering kali tak bisa mengomunikasikan keluhannya jika merasakan sesak.
Untuk itu, Nadia menyarankan agar orangtua mampu melakukan hitung napas. Ini penting sebagai cara mengenali bayi yang sesak.
Orangtua perlu waspada jika:
Baca juga: Waspadai, Sesak Napas sebagai Gejala Covid-19
"Hitung napas menjadi penting untuk seorang ibu mengenali anak-anaknya yang sesak karena anak biasanya tidak bisa mengeluh kalau sesak, paling rewel atau sering menangis," ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.