Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sepelekan, Bayi Terus Rewel Mungkin karena Alami Pneumonia

Kompas.com - 15/07/2021, 20:35 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan bagian bawah, tepatnya pada organ paru-paru.

Saat ini, pneumonia masih menjadi penyumbang kematian utama pada anak usia di bawah lima tahun (balita).

Pada 2015, misalnya, 1 dari 6 anak di dunia meninggal karena pneumonia. Di dunia, Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang angka kematian terbesar akibat pneumonia pada anak.

"Pneumonia masih menjadi masalah. Walaupun kelihatannya simpel, ternyata ini masih menjadi pembunuh pertama untuk anak-anak."

Demikian diungkapkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid dalam Media Gathering bertema "Ayo Imunisasi, STOP Pneumonia" bersama Save the Children, Kamis (15/7/2021).

Baca juga: Kematian Balita Akibat Pneumonia Tinggi, Kenali Gejalanya

Beberapa gejala yang kerap muncul pada penderita pneumonia anak maupun dewasa antara lain:

  • Demam.
  • Batuk.
  • Sulit bernapas.
  • Napas cepat.

Namun, anak balita atau bayi sering kali tak bisa mengomunikasikan keluhannya jika merasakan sesak.

Untuk itu, Nadia menyarankan agar orangtua mampu melakukan hitung napas. Ini penting sebagai cara mengenali bayi yang sesak.

Orangtua perlu waspada jika:

  • Napas bayi kurang dari 2 bulan mencapai lebih dari atau sama dengan 60 kali per menit.
  • Pada bayi 2-12 bulan lebih dari atau sama dengan 50 kali per menit.
  • Pada anak 1-5 tahun lebih dari atau sama dengan 40 kali per menit.

Baca juga: Waspadai, Sesak Napas sebagai Gejala Covid-19

"Hitung napas menjadi penting untuk seorang ibu mengenali anak-anaknya yang sesak karena anak biasanya tidak bisa mengeluh kalau sesak, paling rewel atau sering menangis," ujarnya.

Namun, orangtua juga perlu waspada karena gejala pneumonia biasa seperti gejala pneumonia yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 pada Covid-19.

"Kriteria Covid-19 yang berat pun disertai tanda-tanda pneumonia. Jadi, tanda-tanda pneumonia harus jadi kewaspadaan kita. Bisa jadi bukan karena bakteri, tapi tanpa infeksi Covid-19," kata Nadia.

Selain hitung napas, orangtua juga perlu mengamati jika bagian bawah dada bayi agak cekung atau menggunakan pulse oximeter.

Pada saat yang sama, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof Dr Cissy B Kartasasmita, SpA(K), MSc, PhD menjelaskan, tarikan dinding dada ke dalam bisa menjadi tanda bahwa bayi atau anak mengalami sesak.

Sebab, pada kondisi normal, kita akan melihat hal sebaliknya.

"Kalau kita kan saat tarik napas dada justru mengembang karena oksigen masuk, ini karena dia sakit jadinya tertarik," ucap Cissy.

Baca juga: Cara Mengukur Saturasi Oksigen Menggunakan Pulse Oximeter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com