Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Susah Gemuk padahal Banyak Makan, Begini Penjelasannya

Kompas.com - 16/07/2021, 08:23 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Underweight atau kekurangan berat badan sama berbahayanya bagi kesehatan seperti overweight atau kelebihan berat badan.

Menghitung Indeks Massa Tubuh (BMI) adalah salah satu cara mengukur berat badan ideal yang cukup baik. Sebab, metode ini akan membandingkan tinggi dan berat badan seseorang.

Melansir Medical News Today, seseorang dikategorikan kekurangan berat badan jika angka BMI di bawah 18,5, sementara BMI normal atau sehat berkisar 18,5-24,9. Sedangkan BMI di 25-29,9 dikategorikan kelebihan berat badan dan BMI di atas 30 dikategorikan obesitas.

Meski dikatakan ideal, namun cara mengukur berat badan ideal menggunakan BMI juga bisa kurang akurat pada individu tertentu, seperti atlet, dengan massa otot yang cukup siginifikan.

Risiko kekurangan berat badan

Seperti kelebihan berat badan, kekurangan berat badan juga memiliki sejumlah risiko kesehatan, di antaranya:

  • Osteoporosis.
  • Masalah gigi, rambut, dan kulit.
  • Mudah sakit.
  • Lelah sepanjang hari.
  • Anemia.
  • Haid tidak rutin.
  • Melahirkan prematur.
  • Pertumbuhan tidak optimal.

Sebuah studi yang dipublikasikan melalui jurnal BMC Public Health juga menemukan bahwa kekurangan berat badan berkaitan dengan peningkatan risiko kematian yang lebih tinggi daripada individu dengan BMI rata-rata.

Para peneliti mengatakan, kekurangan berat badan bisa berdampak pada kemampuan pemulihan seseorang dari kecelakaan atau trauma.

Baca juga: Berat Badan Turun Meski Tidak Diet, Pertanda Apa?

Sudah makan banyak tapi susah gemuk

Tak sedikit orang yang merasa terlalu kurus tapi berat badannya susah naik meskipun sudah banyak makan.

Profesor ilmu gizi dan pangan dari University of Rhode Island, Kathleen Melanson mengatakan, penyebab susah gemuk padahal banyak makan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti genetik, asupan gizi, hingga faktor perilaku.

"Selain itu, sejauh mana faktor-faktor itu berperan juga bervariasi pada setiap individu," ucapnya, seeperti dilansir LiveScience.

Namun, ini juga berkaitan dengan persepsi. Seseorang menganggap dirinya susah gemuk padahal banyak makan belum tentu sebenarnya makan lebih banyak daripada yang lain.

Contoh, individu tersebut hampir setiap hari minum minuman manis. Minuman tersebut memang tinggi kalori, namun bisa saja individu tersebut menjadi terlalu kenyang karena minuman itu dan akhirnya porsi makannya berkurang atau lebih sedikit ngemil.

Atau, bisa saja individu tersebut makan pizza -makanan yang terbilang tinggi kalori, namun memakannya dengan perlahan sehingga ia cepat kenyang lalu berhenti setelah makan beberapa potong.

"Jadi ketika asupan kalori keseluruhan mereka dihitung, bisa jadi mereka sebetulnya tidak makan sebanyak yang kita pikirkan," ucap Chief Medical Officer dari Pennington Biomedical Research Center, Dr Frank Greenway.

"Mereka bisa saja hanya makan makanan padat kalori, hal yang dianggap oleh sebagian orang lainnya sering kali membuat mereka makan berlebih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com