Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Susah Gemuk padahal Banyak Makan, Begini Penjelasannya

Kompas.com - 16/07/2021, 08:23 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Banyak gerak

Aktivitas fisik juga bisa berpengaruh.

Seseorang yang menganggap dirinya susah gemuk padahal banyak makan mungkin saja sebetulnya melakukan banyak gerak.

Aktivitas fisik yang dilakukannya tak mesti olahraga berat atau menghabiskan waktu lama di gym. Bisa saja mereka punya pekerjaan yang aktif, terbiasa jalan cepat, atau mungkin menghabiskan waktu menjaga anak-anak yang banyak berlari.

Bahkan, Melanson mengatakan, sejumlah bukti menemukan bahwa beberapa orang secara genetik cenderung ingin menggerakkan tubuhnya.

Kecenderungan tersebut dapat meningkatkan metabolisme tubuh seseorang dan membakar banyak energi sepanjang waktu, sekalipun ia tak melakukan aktivitas olahraga.

Melanson menjelaskan, semakin banyak kita bergerak, mitokondria di dalam sel-sel otot akan semakin menggandakan julahnya dan aktivitasnya. Ini adalah yang memicu tubuh kita untuk menciptakan energi dan menggunakannya untuk bergerak.

Jadi, lebih banyak mitokondria, lebih banyak pula kalori yang dibakar.

Sebetulnya, hanya ada sedikit bukti yang mendukung anggapan beberapa orang terlahir mampu membakar kalori secara signifikan dan lebih banyak dari orang lainnya, sekalipun tak melakukan olahraga.

Hal itu diungkapkan oleh peneliti dari University of Cambridge, Dr Ines Barroso, yang meneliti tentang genetik dari seseorang yang obesitas.

Meski begitu, perbedaan fisiologis memungkinkan seseorang secara alami membakar kalori dalam jumlah moderat tanpa melakukan pengendalian yang ketat.

Sebab, sinyal pada sistem saraf dan hormon yang beredar dalam darah kita berinteraksi untuk memberi tahu kita jika merasa lapar atau kenyang.

Nah, sistem ini mungkin lebih sensitif pada beberapa orang daripada yang lain.

Salah satu hormon penting yang terlibat dalam sistem ini adalah leptin, yang membantu tubuh mengatur berapa banyak makanan yang diperlukan dalam jangka waktu lama, bukan hanya sampai waktu makan berikutnya.

Jadi, seseorang dengan sistem saraf dan hormon yang lebih sensitif mungkin akan banyak makan dalam satu waktu, tetapi kemudian merasa kenyang selama beberapa hari berikutnya dan malah makan lebih sedikit.

"Mereka secara otomatis dapat mengalibrasi ulang keseimbangan energi tubuh mereka karena sistem "sinyal" napsu makan mereka mengatakan sudah mendapatkan energi yang cukup," papar Melanson.

Jadi, jawabannya sangat kompleks. Jika kita merasa susah gemuk padahal banyak makan, pahamilah bahwa tendensi untuk mengalami kenaikan atau penurunan berat badan tidak hanya karena faktor genetik, tetapi juga tidak ada di dalam kendali kita sepenuhnya.

Kecenderungan untuk menambah berat badan tidak selalu karena kurangnya kontrol diri.

"Itu tidak sama untuk satu orang dan orang lainnya," kata Melanson.

Baca juga: 6 Bahan Makanan Terbaik untuk Menambah Berat Badan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com