Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Menghadirkan Pendidikan Berkualitas untuk Anak Usia Dini

Kompas.com - 16/07/2021, 17:32 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Tantangan mengubah pola pikir orangtua

Renni mengatakan, tantangan utama yang dihadapi para guru pendidikan anak usia dini di Indonesia adalah menghadapi orangtua yang menganggap anak yang bersekolah TK harus sudah menguasai kemampuan akademik.

“Ada anggapan TK adalah sekolah, orangtua tidak paham artinya ‘taman” sehingga inginnya anak langsung belajar akademis, harus sudah bisa membaca dan menulis,” kata Renni.

Padahal, ada banyak kriteria perkembangan kemampuan anak yang sering tidak disadari orangtua.

“Padahal anaknya sudah lebih mandiri, percaya diri dan bertanggung jawab, sudah berani berbicara. Banyak hal-hal yang tidak disadari orangtua bahwa itu adalah hasil pendidikan di TK,” imbuh Renni.

Tuntutan dari orangtua agar anak menguasi calistung (membaca, menulis, dan berhitung), juga dirasakan oleh Rina.

Baca juga: Soal Pro Kontra Calistung di PAUD, Ini 5 Tanggapan Mendikbud Nadiem

Dari pelatihan yang didapatkannya bersama mentor SIF dalam hal menumbuhkan iklim kolaboratif antara guru dan keluarga murid, Rina mengatakan kini bisa membuat orangtua lebih memahami makna parenting.

“Kami tekankan bahwa yang penting bukan sekadar anak bisa membaca, tapi suka membaca. Harus diperhatikan prosesnya dan orangtua harus lebih sabar,” paparnya.

Teknik pengajaran lain yang didapatkan guru misalnya teknik membacakan buku yang membantu anak bisa berpikir kritis dan berani berpendapat, atau pun memberi kesempatan pada anak untuk berkreasi menggunakan bahan-bahan di sekitar.

Para guru juga mendapat pelatihan manajamen kelas sesuai perkembangan otak dan usia anak.

“Sebagai contoh, cara mengatasi anak tantrum atau anak berantem di kelas, serta membantu anak mengenali emosinya,” papar Rina.

Baca juga: Anak Pemalu Makin Menarik Diri, Begini Cara Menanganinya

Dilanjutkan

Early Childhood Education Project di Jawa Barat berhasil melatih 61 guru TK yang menjadi master trainer. Nantinya, para guru-guru ini akan menularkan kembali ilmunya kepada 300 guru lain di kota masing-masing sehingga menciptakan dampak berkelanjutan yang lebih luas.

Sebelum di Jawa Barat, SIF juga pernah menjalankan program serupa di Mumbai, India. Di Indonesia, program ini akan dilanjutkan untuk guru-guru TK di Jakarta. Para mentor dalam program ini adalah dosen-dosen pendidikan anak usia dini di universitas di Singapura.

Baca juga: Mengajari Anak Pemahaman Membaca Lebih Penting daripada Sering Membaca

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com