Menyetop emosi dan menahannya hingga tak tampak dari luar tidak akan membuat emosi itu pergi begitu saja. Sebab, begitulah alaminya manusia.
Kita akan berada di moda bertahan ketika terus menerus menahan emosi. Perasaan itu hanya akan ditumpuk di bagian otak, dan siap-siap suatu saat nanti meledak tak keruan.
“Buka kerannya pelan-pelan!” adalah hal yang lebih baik dilakukan Ketika mengalami perasaan apa pun.
Uji coba dulu dengan diri sendiri. Ketika mengalami kesedihan atau kekecewaan, coba rasakan dan terima.
Katakan, “Aku sedang sedih saat ini, dan itu tidak apa-apa.” Lalu bersedihlah. Menangis, jika terasa ingin menangis.
Cari teman bercerita, jika ingin bercerita. Terlihat rentan bukan sinyal dari lemah. Tidak.
Mengakui yang sedang dirasakan, menerimanya, dan membiarkan perasaan itu menghabiskan banyak energi seketika, adalah hadiah terbaik yang bisa kita berikan bagi diri sendiri.
Karena, ketika kita membuka kerannya perlahan dan membiarkan rasa itu mengalir, sumbatan tidak akan terjadi. Seluruh tubuh kita akan menerima rasa itu, seluruh tubuh kita akan bekerja sama untuk moda sedih dan berduka.
Menerima akan membuat kita jadi jauh lebih mudah untuk berpikir tenang dan logis. Membuat kita bisa menganalisis kejadian dari berbagai sudut pandang dan pada akhirnya akan lebih mudah untuk mengikhlaskan.
Jika kita saja kesulitan menghadapi rasa kehilangan, bayangkan bagaimana pada anak-anak yang pengalaman hidupnya masih amat sedikit.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.