Sebagai ahli vaksin Inggris, ia sangat berdedikasi dengan ilmu pengetahuan dengan fokus mengembangkan vaksin melawan influenza dan virus patogen.
Ia menyelesaikan studi ilmu biologi dari University of East Anglia (UEA) pada 198 dan melanjutkan studi doktoral di Universitas Hull dengan penelitian genetika dan biokimia dari Rhodosporidium toruloides.
Sepanjang hidupnya, ia berpartipasi dalam membuat sejumlah vaksin yang berbeda termasuk malaria dan MERS.
Sarah juga mendirikan Vaccitech, perusahaan bioteknologi yang mengembangka vaksin dan imunoterapi untuk berbagai penyakit berbahaya termasuk kanker, hepatitis B, HPV, dan kanker prostat.
Sarah sudah berpengalaman dalam menangani wabah, bukan hanya Covid-19. Ia sempat memimpin uji coba pertama vaksin Ebola, wabah yang sempat memburuk di Afrika, pada tahun 2014.
Ia juga memiliki peran yang sama pada wabah MERS, sindrom pernapasan yang sempat merebak di wilayah Timur Tengah.
Baca juga: Sarah Gilbert, Penemu AstraZaneca, Dapat Standing Ovation di Wimbledon
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.