Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal yang Terjadi pada Tubuh Ketika Makan Kebanyakan Daging

Kompas.com - 21/07/2021, 14:27 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rendang sapi, gulai kambing, tongseng, sate dan berbagai menu lainnya biasanya disantap bersama dengan keluarga saat Idul Adha. Karena kegembiraan dan kemeriahannya, tak jarang kita sulit menahan diri dan mengkonsumsi terlalu banyak asupan daging.

Kelezatan olahan daging sapi dan kurban memang sulit dihindari, apalagi dengan tambahan berbagai rempah khas Indonesia.

Sayangnya, terlalu banyak daging merah, yang cenderung memiliki lemak tinggi, berisiko menyebabkan efek samping yang tidak nyaman serta risiko kesehatan jangka panjang.

Kita dianjurkan untuk tetap makan dengan gizi seimbang dalam porsi yang pas. Tentunya dengan kombinasi sayur dan buah sebagai sumber serat.

Baca juga: 3 Cara Mencairkan Daging Beku agar Bebas Kuman dan Nutrisinya Terjaga

Apa saja bahaya yang mengintai tubuh ketika kita terlalu banyak makan daging?

  • Berkeringat terlalu banyak

Ada fenomena yang disebut meat sweat yakni ketika orang banjir keringat ketika sedang, atau sesudahnya, menyantap makanan berbahan daging.

Kondisi ini disebabkan tubuh yang harus mengeluarkan energi ekstra untuk mencerna dan mengolah asupan daging dalam jumlah baru. Hal ini disebut termogenesis yang dapat menaikkan suhu tubuh seseorang.

Protein adalah sumber pengan yang paling sulit untuk dicerna, dibandingkan karbohidrat. Jadi tak heran jika tubuh perlu tenaga lebih untuk memastikannya dicerna sempurna.

Baca juga: Tak Melulu Rendang, Simak 5 Resep Olahan Daging ala Para Chef Terkenal

  • Cenderung merasa kelelahan

Semua energi yang dibutuhkan ketika mencerna daging membuat tubuh kita kelelahan. Tak heran jika kita akan merasa lesu, kurang konsentrasi dan ngantuk berat setelah makan.

Ketika mencerna makanan, tubuh memprioritaskan aliran darah ke usus dibandingkan organ lainnya seperti otak. Hal ini memunculkan kelelahan yang biasanya dirasakan setelah makan dalam jumlah besar.

Daging yang sarat lemak juga dapat meningkatkan kadar insulin dalam darah. Selain itu, daging sapi mengandung triptofan yang tinggi, asam amino yang terkait dengan produksi melatonin, hormon manusia yang mengatur tidur.

Baca juga: Sehatkah Mengonsumsi Daging Buatan Berbasis Nabati?

  • Pencernaan bermasalah karena kurang serat

Terlalu banyak makan daging membuat kita merasa kembung, sembelit atau diare, karena pencernaan yang buruk.

Daging mengandung banyak nutrisi namun minim serat yang merupakan senyawa penting untuk pencernaan dan pengaturan gula darah.

Serat baik untuk pencernaan karena menyediakan sumber makanan yang baik untuk bakteri menguntungkan di usus, menghasilkan manfaat metabolisme.

  • Dehidrasi

Tubuh menyerap banyak air karena bekerja keras mencerna daging dalam jumlah banyak yang kita konsumsi. Efek sampingnya, tubuh lalu mengalami dehidrasi yang kerapkali tidak kita sadari.

Baca juga: Resep Tengkleng Kambing Rica Tanpa Santan, Pedasnya Mantap!

Jika tidak segera minum cukup air untuk mengimbanginya, kita mungkin akan merasa pingsan, pusing, atau tidak enak badan.

Daging yang kaya protein sebenarnya baik untuk pembentukan dan perbaikan otot. Namun asupan berlebihan dalam satu waktu tidak baik untuk tubuh.

Untuk orang umum yang tidak memiliki banyakaktivitas fisik, para ahli merekomendasikan 0.36 gram protein harian untuk setiap pon berat badannya. Lebih dari itu dianggap berlebihan dan tidak baik untuk tubuh.

Baca juga: Cara Menyimpan Daging di Kulkas Tanpa Merusak Kesegarannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com