Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Cinta Diri Sendiri dengan Koleksi Lingerie Lokal

Kompas.com - 21/07/2021, 15:20 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Selain koleksi klasik, brand yang digawangi oleh Sari dan dua orang temannya itu juga berupaya menghadirkan koleksi terbatas di momen-momen spesial, seperti ketika Imlek dan Hari Valentine. Dalam waktu dekat, Booka berencana mengeluarkan koleksi edisi kemerdekaan.

"Di dunia fesyen kan kita harus keluarkan koleksi setiap tiga bulan. Meskipun enggak terlalu ngoyo karena sedang pandemi. Brand luar pun begitu, mungkin sekarang enam bulan sekali."

"Tapi, ini untuk men-challenge diri sendiri saja," tutur wanita yang berprofesi sebagai konsultan dan kurator fesyen itu.

Ingin berdayakan perajin lokal

Di awal pandemi, ketika berencana membuat satu brand fesyen, Sari yang sudah sekitar lima tahun terakhir menjadi kurator fesyen tak pernah melihat ada UMKM fesyen yang membuat pakaian dalam.

Di situ, ia mulai merasa peluang bisnis ini cukup besar.

Penjual pakaian dalam memang banyak. Tapi, kata dia, sering kali para penjual tersebut menjual produk orang lain dari negara lain, seperti China.

"Makanya harganya bisa murah banget. Tapi, yang mengusung desain dan made in Indonesia, Insya Allah masih kita. Ya, ada sih 1-2 kompetitor," tuturnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Booka Lingerie - Est. 2020 (@booka_lingerie)

Berkarir selama lebih dari 20 tahun di industri fesyen membuat Sari memahami seluk beluk dunia fesyen. Ia bersyukur bisa menemukan desainer yang mempelajari khusus lingerie dan pada akhirnya mempermudahnya dalam pengembangan produk.

Selain itu, desainer tersebut juga membantunya menemukan tim produksi yang memahami betul produksi pakaian dalam.

Bak kebetulan, ibu-ibu yang terlibat dalam tim produksinya saat itu baru saja kehilangan pekerjaan karena pandemi.

"Kalau bukan pandemi kayaknya enggak kepikiran bikin ini dan dapat tim produksi yang bagus."

"Karena jahit pakaian dalam kan enggak gampang, enggak bisa sembarang tukang jahit," kata Sari.

Brand yang berproduksi di Bogor ini punya sejumlah target yang ingin dicapai dalam waktu dekat.

Misalnya, ingin mulai beralih ke material ramah lingkungan. Sari mengakui, rencana ini sebetulnya sudah ada sejak awal. Namun, mereka mempertimbangkan harga jual yang cenderung bakal lebih mahal jika menggunakan bahan ramah lingkungan.

Saat ini, Booka sudah mulai bekerja ke arah sana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com