Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari, 8 Makanan Pemicu Tumpukan Lemak di Perut

Kompas.com - 22/07/2021, 12:14 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Selain itu, daging olahan tidak mengandung serat apa pun yang dapat menyebabkan penumpukan lemak di perut, dan menimbulkan masalah pada pencernaan.

Baca juga: Agar Jantung Sehat, Kurangilah Daging Olahan

4. Makanan yang digoreng

Makanan yang digoreng cenderung membanjiri perut dengan lemak tidak sehat dan mengakibatkan refluks asam lambung.

Rothenberg mengungkapkan, makanan yang digoreng dapat bertahan lebih lama di perut, mirip dengan makanan olahan.

Sementara, tubuh membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencerna makanan yang digoreng karena kandungan lemaknya tinggi.

Kondisi ini menyebabkannya sebagai pemicu perut buncit.

5. Susu dan makanan olahan susu

Menurut International Foundation for Gastrointestinal Disorders (IFFGD), komponen kunci untuk menjaga perut dari lemak adalah dengan menghindari FODMAP.

FODMAP adalah oligosakarida, disakarida, monosakarida dan poliol yang dapat difermentasi, yang merupakan karbohidrat rantai pendek (gula) yang diserap dengan buruk oleh usus kecil.

Beberapa orang tidak sensitif dan mungkin mengalami gejala yang buruk secara bertahap terhadap FODMAP apa pun.

Laktosa yang ditemukan di semua susu hewan adalah FODMAP yang paling terkenal. Laktosa dipecah di usus kecil oleh enzim yang disebut laktase.

Namun, tubuh menghasilkan lebih sedikit laktase seiring bertambahnya usia, yang berarti makanan olahan susu dengan laktosa dapat menyiksa perut dari waktu ke waktu.

IFFGD juga menetapkan, tingkat laktase yang tidak mencukupi dapat dipengaruhi oleh etnis.

Mereka mencatat, hampir 100 persen orang Asia dan Indian Amerika memiliki tingkat laktase yang rendah dan banyak gangguan usus.

6. Fruktosa berlebih

Makanan dengan banyak fruktosa dapat menyebabkan timbulnya gas, kembung, dan diare, yang merupakan ciri umum sindrom iritasi usus (IBS).

Baca juga: Sama-Sama Gula, Apa Bedanya Sukrosa, Glukosa, Fruktosa?

Penelitian yang diterbitkan dalam Medical Hypotheses tahun 2015 menjelaskan, kelebihan fruktosa dapat meningkatkan gejala IBS. 

Maka dari itu, dengan membatasi fruktosa dalam makanan dapat membuat perbaikan gejala IBS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com