KOMPAS.com – Jika mampu, semua orang pasti ingin menjadi pribadi yang optimistis.
Pasalnya, selain bisa membuat hidup lebih bahagia, menjadi optimistis berpotensi mendapatkan hidup lebih sehat.
Salah satu alasannya, si optimis bakal lebih sering tersenyum dibandingkan si pesimis.
Orang yang optimistis akan memiliki jantung yang lebih sehat, dan memiliki peluang hidup lebih tinggi.
Bahkan setelah divonis menderita penyakit berat, seperti kanker, diabetes, atau HIV dan AIDS.
Kelompok orang semacam ini pun diketahui jarang menghadapi stres.
Baca juga: Bagaimana Menumbuhkan Anak yang Optimistis di Dunia yang Pesimistis?
Mereka juga bisa tidur dengan kuaitas yang lebih baik, serta dapat menghadapi stres dan trauma lebih baik dari mereka yang pesimistis.
Belum lagi, mereka lebih mampu mengelola hubungan dengan baik. Benar-benar menyenangkan ya sepertinya?
Sayangnya, dalam kenyataan, sulit untuk menjadi optimistis, apalagi bagi si pesimis sejati.
Namun jangan takut, ada delapan trik untuk menjadi lebih optimistis.
Penah mendengar teori otak kanan-otak kiri?
Ya, teori itu menyebutkan, mereka yang condong menggunakan otak kanan biasanya cocok di bidang kreatif, seperti seni.
Sementara itu, mereka yang menggunakan otak kiri lebih condong di bidang analisis seperti matematika.
Memang, tidak ada bukti bahwa sifat atau kelakuan kita terpusat pada satu sisi pikiran, penelitian menemukan orang yang kreatif biasanya lebih pesimistis.
Jika masuk ke dalam kategori kreatif, jangan khawatir.