Anak memang tidak boleh terus mengata-ngatai kita. Namun, kita juga tidak perlu ikut marah atau bereaksi.
Lebih baik, berikan pemahaman agar mereka berlaku baik dan tidak lagi kasar. Anak akan mendengarkan, karena dia tetap mencintai kita.
Sama seperti ketika anak masih kecil, ia memandang orangtua sebagai pelindung, karena mereka mencintai dan mempercayai kita.
Perlu diingat, memarahi anak hanya akan membuat suasana lebih panas dan membuat anak takut.
Untuk itu, The Center for Parenting Education meminta agar orangtua memahami bahwa ini kekasaran anak pra-remaja hanyalah salah satu fase buruk dalam hidup anak dan akan segera berakhir.
Organisasi itu juga menyarankan agar memanfaatkan momen memarahi sebagai momen untuk mengajari anak. Setelah anak lebih tenang, bicaralah tentang apa yang terjadi dan bagaimana cara agar mereka bisa menghindarinya di masa depan.
Katakan apa yang kita harapkan dan inginkan. Jika memahami anak, semua orangtua pasti bisa melewati fase pra-remaja anak dengan mudah.
Baca juga: 10 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak Remaja
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.