Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melindungi Generasi Penerus dari Kekurangan Hormon Tiroid dan Pertumbuhan

Kompas.com - 23/07/2021, 18:27 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sementara itu, orang dewasa dengan GHD memiliki kemungkinan mengalami tingkat energi dan libido yang rendah dibandingkan dengan orang dewasa normal.

Baca juga: 7 Pantangan Saat Menjenguk Bayi Baru Lahir

Program edukasi untuk dokter dan masyarakat

Rendahnya pengetahuan akan gangguan hormon pada bayi bukan hanya dimiliki masyarakat umum, tetapi juga tenaga kesehatan.

Survei Merck tahun 2016 mengungkap, 35 persen tenaga kesehatan khusus nya dokter umum dan anak, belum mengetahui bahwa screening hipotiroid kongenital wajib dilakukan pada bayi yang baru lahir baik dan 70 persen RS di Indonesia belum menjadikan screening itu sebagai pemeriksaan wajib.

Padahal, jika pengobatan hipotiroid kongenital dan GHD dilakukan sejak awal anak akan tumbuh sehat dan cerdas.

Upaya meningkatkan kesadaran akan penyakit tiroid dilakukan oleh Merck melalui kemitraan dengan Kementrian Kesehatan sejak tahun 2014.

“Bekerja sama dengan Direktorat Kesehatan Keluarga Kemenkes, kami melakukan kampanye screening hipotiroid kongenital. Sasarannya para dokter dan bidan di puskesmas mengenai pentingnya screening ini dan teknik pengambilan sampel darah dan penggunaan kertas saring,” papar Evie.

Baca juga: 6 Penyakit Tiroid dan Cara Mengatasinya

Selain itu, sosialisasi juga dilakukan kepada dokter anak dan dokter umum, bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia, termasuk tentang defisiensi hormone pertumbuhan.

“Kerjasama dengan IDAI khususnya UKK Endokrinologi dalam meningkatkan kesadaran terkait perawakan pendek pada anak dan diferensiasinya terhadap stunting karena penyebab perawakan pendek sebetulnya tidak hanya akibat kekurangan nutrisi, melainkan ada juga yang disebabkan oleh defisiensi hormon pertumbuhan,” katanya.

Untuk masyarakat umum, Merck melakukan edukasi bekerja sama dengan komunitas orangtua di media sosial dan sekolah-sekolah swasta di Jabodetabek dengan cara yang mudah dicerna.

Sejak program edukasi ini diluncurkan di tahun 2014, menurut Evie sudah lebih dari 12.000 dokter umum, dokter anak, bidan, dan perawat, yang menjadi peserta program.

“Untuk masyarakat umum yang mengikuti offline seminar lebih dari 4.000 orang dan kampanye media sosial dan situs lebih dari 8.000 orang,” katanya.

Informasi seputar penyakit tiroid juga bisa didapatkan dari buku yang diterbitkan Merck bersama dengan Kemenkes, yaitu buku saku Waspada Gangguan Tiroid.

Baca juga: Bedakan Anak Pendek karena Stunting dan Faktor Genetik

Edukasi mengenai gangguan tiroid pada anak juga tersedia melalui situs www.tanyatiroid.com, chatboth Tanya Tiro, kampanye sosial media, seminar kesehatan bekerja sama dengan komunitas pasien Pita Tosca.

Evie mengakui pandemi memberi tantangan tersendiri dalam melanjutkan program edukasi ini.

“Kami memaksimalkan platform untuk digital komunikasi yang memang sudah disiapkan sejak sebelum pandemi,” katanya.

Berkaitan dengan Hari Anak Nasional, ia mengajak orangtua untuk tetap memperhatikan kesehatan anak, termasuk mengetahui pentingnya deteksi ini.

“Pentingnya dukungan berbagai pihak untuk mendeteksi dini gangguan kesehatan pada anak sehingga dapat tertangani lebih awal, akan dapat membantu memperkuat fondasi untuk mempersiapkan SDM unggul seperti visi Pemerintah,” katanya.

Baca juga: Anak Hanya di Rumah Selama Pandemi, Apa Dampaknya bagi Tumbuh Kembang?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com