Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Tepat Tanamkan Pemikiran Anti Kekerasan Seksual pada Anak

Kompas.com - 23/07/2021, 19:01 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Masih maraknya kasus pelecehan dan kekerasan seksual pada anak di Indonesia membuat orangtua harus selalu waspada.

Selain melindungi anak secara langsung, orangtua juga harus menanamkan pemikiran pada anak bahwa dirinya berharga dan tidak boleh disentuh sembarang orang sejak dini.

Ada beberapa langkah yang perlu diingat oleh orangtua dalam menamakan pemikiran anti kekerasan seksual pada anak, berikut ini.

Mengatakan tidak (No)

Pertama, orangtua harus mengajarkan agar anak mampu mengatakan tidak pada orang-orang yang menyentuh mereka.

Namun untuk mendidik agar anak bisa mengatakan tidak, anak harus paham mekanisme melawan aksi kekerasan seksual.

“Ini agak sulit karena kekerasan seksual itu biasanya dilakukan oleh orang terdekat. Jadi, anak seringkali tidak sadar,” ucap Hari Sadewo dari Child’s Rights Advisor Plan Indonesia dalam webinar No! Go! Tell! di Sekolah pada Jumat (23/7/2021)

Namun Hari mengatakan, di sinilah peran orangtua dibutuhkan. Orangtua harus membuat anak memahami bahwa sedekekat apapun seseorang pada anak, jika dia menyentuh tubuh anak sembarangan atau mengucapkan kata yang tidak pantas, anak harus menjauh.

Anak sendiri harus tahu tentang perlakuan yang melanggar norma, sehingga anak bisa mengatakan tidak. Kalau dia tidak punya konsep pelanggaran kriminal, anak pasti akan diam saja, dan dalam pikirannya dia mengatakan ‘oh tidak apa-apa’” kata Hari.

“Coba pelan-pelan saja, misalnya bilang, ‘Ingat ya, kalau om atau Pak Guru pegang-pegang di sini atau di sini, kamu harus bilang ‘jangan’” tambah Hari.

Jika anak sudah bisa memahami cara mengatakan tidak, kita harus menumbuhkan keberanian pada anak untuk mengatakan “tidak” di dunia nyata.

“Mungkin anak bakal takut. Mungkin takut dimarahi atau apa, tapi kita harus mengingatkan bahwa anak punya hak untuk tidak mendapatkan perlakuan buruk. Anak-anak tidak boleh takut untuk mengatakan tidak. Jadi, coba ajari anak untuk mencari alasan untuk menolak” ujar Hari.

Baca juga: Banyak Remaja Perempuan Tidak Sadar Jadi Korban Kekerasan Seksual

Menyelamatkan diri (Go)

Tahap kedua adalah menyelamatkan diri.

Setelah anak berani menolak dan mengatakan tidak, anak harus diajari cara untuk menyelamatkan diri sendiri ke tempat yang aman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com