Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Wirausaha Bersama Starbucks, Tapi Bukan Soal Bikin Warung Kopi

Kompas.com - 25/07/2021, 14:57 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - "Siapa yang sudah tahu apa passion-nya?" tanya seorang pengusaha yang sedang menjadi pengajar kepada 300-an siswa SMK.

Segera puluhan chat masuk di jendela virtual meeting. Ada yang sudah menemukan apa yang diinginkan, ada yang masih mempertimbangkan apa yang akan dipilih, namun tidak sedikit yang bingung tidak tahu passion-nya.

"Nah, passion ini penting dalam memilih bisnis. Pilihlah sesuatu yang kita suka, agar saat menjalankannya kita bahagia dan punya tujuan jelas," lanjut mentor tersebut.

Itulah sekelumit gambaran acara Starbucks Creative Youth Entrepreneurship yang bermitra dengan organisasi non-profit Prestasi Junior Indonesia, Kamis (22/7/2021).

Program ini bertujuan untuk membekali dan mempersiapkan anak-anak muda dengan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan melalui metode interaktif pembelajaran jarak jauh.

Sebelumnya, program Starbucks Creative Youth Entrepreneurship sudah pernah dilaksanakan di Indonesia pada awal tahun 2019 dalam rangka merayakan bulan kebaikan yang diperingati oleh Starbucks secara global atau yang lebih dikenal dengan Global Month of Good di setiap bulan April.

Tak dinyana, program tahun lalu itu menghasilkan pengusaha muda, antara lain siswa-siswa SMK dari bandung yang membuat makaroni dan masih menjualnya hingga sekarang.

Tahun ini program serupa dilakukan kembali secara online, dimulai pada Juli hingga November 2021, melibatkan lebih dari 200 partner (karyawan) Starbucks untuk membantu memfasilitasi dan membimbing 1.152 siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Bali, Batam, Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta.

Meskipun diselenggarakan oleh Starbucks, pelatihan ini bukan melulu soal kopi, namun mengenai bagaimana menjadi wirausahawan. Mulai dari memilih bisnis, merencanakan produk, hingga pemasarannya, terutama secara digital marketing.

Menurut Anthony McEvoy, pemimpin PT Sari Coffee Indonesia, dalam program ini para siswa akan diberi pengetahuan mengenai wirausaha, sekaligus pelatihan, pembekalan, dan bimbingan dalam mewujudkannya.

“Kami berharap program ini dapat membantu para siswa SMK agar tidak hanya siap untuk bekerja pada saat mereka lulus, tetapi juga mampu berwirausaha," ujar McEvoy.

Hal ini tentu sesuai dengan salah satu fokus pemerintah di tahun 2021 untuk melakukan pemulihan ekonomi lewat pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Indonesia saat ini juga tengah memasuki jendela peluang yang bisa menjadi bonus demografi karena lebih dari 70% penduduk ada di usia produktif.

Namun, data dari Badan Pusat Statistik pada Februari 2021 menunjukkan bahwa persentase pengangguran masih terbilang tinggi, bahkan lulusan SMK mencapai 11,45%.

Karenanya, anak-anak muda didorong untuk berwirausaha agar tidak menganggur bila tidak mendapat pekerjaan.

"Saat ini kami terus mendorong anak-anak muda, khususnya siswa SMK, untuk berwirausaha. Melalui program ini kami berharap dapat melahirkan wirausahawan muda dari SMK,” kata Dr. Ir. M. Bakrun, M.M., Direktur SMK, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Sementara Robert Gardiner, pendiri dan penasihat akademik untuk Prestasi Junior Indonesia, mengaku ada beberapa hal yang tidak disangkanya ketika program ini dilakukan di masa pandemi.

"Meskipun tahun ini kegiatan harus dilakukan secara daring, ternyata kami justru dapat menjangkau siswa lebih luas dengan dilakukan di enam kota secara serempak,"ujar Robert.

Menurutnya program ini dapat menginspirasi dan memberikan manfaat kepada generasi muda untuk menjadi pribadi yang kreatif dan mandiri sehingga berwirausaha dapat menjadi pilihan profesi untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

Baca juga: Ada Detail Tersembunyi pada Logo Starbucks, Mau Tahu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com