Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikologi Terbalik dalam Parenting, Baik atau Buruk?

Kompas.com - 27/07/2021, 15:08 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Nadya mengingatkan, jika tidak diterapkan pada orang yang tepat, strategi ini malah bisa menjadi bumerang.

"Pada kelompok orang yang istilahnya adem ayem saja, mungkin ketika dikasih pendekatan seperti ini tidak memunculkan reactance-nya dia, malah menjadi terinternalisasi di dalam diri dia: "oh kata mama aku enggak bisa, ya sudah aku enggak bisa"."

"Jadi intinya bukan tidak boleh atau jangan digunakan. Tapi jangan digunakan terus-menerus. Lihat dari segi kesesuaian dengan konteksnya, kebutuhan, dan karakteristik lawan bicara kita," katanya.

Baca juga: Anak Pra-Remaja Memberontak, Apa yang Harus Dilakukan?

Bukan pola komunikasi sehat

Meski banyak digunakan dalam konteks parenting atau pengasuhan anak, namun strategi ini perlahan sudah mulai ditinggalkan.

Sebab, reverse psychology yang terus-menerus diterapkan akan memunculkan kesan manipulatif dan pada akhirnya mengganggu relasi secara keseluruhan.

Strategi ini mengesankan adanya "tujuan terselubung", sehingga ketika sering digunakan akan menghambat terciptanya komunikasi yang terbuka.

Hal ini tidak baik, terutama jika diterapkan pada anak.

"Reverse psychology adalah strategi, bukan pada pola komunikasi yang sehat."

"Kalau terus-menerus dilakukan orang akan merasa apa yang jadi omongan kita tidak bisa dipegang, orang akan memiliki perasaan dimanipulasi oleh kita," ucapnya.

Nadya menambahkan, para orangtua saat ini lebih memilih memberikan pilihan pada anak-anaknya alih-alih mengatakan pada anak kalimat seperti "kamu tidak bisa melakukan itu" atau "kamu tidak boleh melakukan itu", lalu berharap mereka melakukan hal sebaliknya.

Dengan memberikan pilihan, anak akan merasa memiliki otonomi dan akan tercipta komunikasi yang terbuka.

"Jadi, orangtua sekarang lebih memberikan pilihan A,B,C, mana yang mau anak lakukan. Akhirnya tidak ada manipulasi di sana, ada komunikasi terbuka, agar anak punya otonomi pribadi juga difasilitasi," kata dia.

Baca juga: 10 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak Remaja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com