Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Anak Lebih Sedikit, Mungkin 6 Hal Ini Penyebabnya

Kompas.com - 28/07/2021, 15:12 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Anak-anak juga rentan terpapar Covid-19, sama seperti orang dewasa.

Mengutip pemberitaan Kompas.com, Selasa (27/07/2021), data Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa anak-anak usia sekolah yang terpapar Covid-19 mencapai 12,82 persen dari jumlah keseluruhan kasus.

Adanya Covid-19 varian Delta juga menyebabkan virus semakin mudah menular.

Data kasus anak memang masih lebih sedikit dari kasus dewasa. Namun, dr Nina Dwi Putri, SpA(K), MSc menyebutkan, itu bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

1. Gejala anak tidak khas

Gejala Covid-19 pada anak sering kali tidak khas.

Beberapa gejala Covid-19 pada anak yang umum ditemui di antaranya:

  • Batuk pilek.
  • Demam.
  • Diare.

"Kadang gejala pada anak tidak khas, sehingga kadang sering terlewat," ungkap Nina dalam Seminar Umum yang ditayangkan melalui kanal YouTube Center of e-Learning IMERI-FKUI, Rabu (28/07/2021).

Beberapa anak yang terinfeksi Covid-19 juga tak menunjukkan gejala karena sistem kekebalan tubuh yang baik.

Baca juga: Dampak Long Covid-19 pada Anak-anak Masih Belum Dipahami

2. Anak masih sekolah di rumah

Meski pembelajaran tatap muka sempat berencana digelar, namun sampai saat ini anak-anak masih belajar dari rumah. Hal ini menyebabkan paparan infeksi lebih rendah dan berdampak pada data yang juga lebih sedikit.

3. Tes PCR lebih sedikit

Tes PCR yang dilakukan pada anak juga cenderung lebih sedikit. Banyak orangtua tidk mau melakukan tes sekalipun ada anggota keluarga yang positif.

Hal ini dapat berkaitan dengan kekhawatiran terhadap stigma atau khawatir mendapatkan status positif.

Baca juga: Perlukah Anak Mengonsumsi Suplemen di Masa Pandemi?

4. Efek vaksin lain

Menurut Nina, beberapa hipotesis yang dilakukan para ahli menduga, vaksin-vaksin lain yang didapatkan anak, seperti BCG atau campak, mungkin memberikn efek proteksi lebih terhadap anak.

5. Tak punya komorbid

Seiring bertambahnya usia, penyakit yang dialami seseorang akan bertambah. Itulah mengapa, dibandingkan dengan orang dewasa, anak cenderung lebih sehat dan tidak banyak memiliki penyakit penyerta.

Namun, Nina mengingatkan bahwa anak dengan penyakit menahun atu komobiditas memiliki risiko kematian lima kali lipat lebig besar.

Di antara sejumlah penyakit penyerta yang dimiliki anak, salah satu yang bisa meningkatkan risiko keparahan dan kematian anak adalah obesitas.

"Beberapa anak remaja yang mengalami obesitas datang dengan kondisi sesak. Ini catatan bahwa pola hidup sehat memengaruhi tingkat risiko penyakit infeksi kita menjadi lebih berat. Tidak hanya umum, tapi juga secara umum," ujarnya.

6. Bakteri baik

Adanya mikrobiota atau bakteri baik di dalam tubuh anak juga diyakini memengaruhi kemampuan tubuh anak dalam menerima virus dari luar.

Baca juga: Orangtua Diminta Tak Sepelekan Bahaya Covid-19 pada Anak

Anak bisa jadi sumber penularan

Meskipun sebagian besar anak dengan Covid-19 tak bergejala atau hanya bergejala ringan, namun Nina mengingatkan pentingnya untuk tetap mencegah anak tertular Covid-19.

Sebab, anak bisa menjadi sumber penularan di keluarga dan orang-orang sekitarnya.

Hal ini menjadi bahaya jika di sekitar anak ada individu yang berisiko tinggi mengalami Covid-19 berat, seperti kakek dan nenek, atau individu dengan komorbiditas.

"Pencegahan menjadi nomor satu. Mencegah lebih baik daripada ketularan satu keluarga," ucap dia.

Mencegah anak tertular Covid-19 juga sama dengan mencegah komplikasinya.

Salah satu komplikasi yang dikhawatirkan terjadi setelah anak terinfeksi Covid-19 adalah peradangan.

"Bisa saja gejalanya ringan atau tidak bergejala tapi beberapa minggu kemudian datang dengan penyakit perasangan setelah terkena Covid-19 atau MIS-C (Multisystem Inflammatory Syndrome in Children)," ucap Nina.

Baca juga: 4 Langkah Menjelaskan Soal Vaksin Covid-19 Pada Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com