Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Covid-19 Varian Delta Plus, Sudah Terdeteksi di Indonesia

Kompas.com - 28/07/2021, 16:20 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus Covid-19 varian Delta Plus dikabarkan sudah mulai terdeteksi di Indonesia, termasuk di Jambi dan Mamuju.

Penemuan varian ini dikofirmasi oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman berdasarkan hasil tes pada sampel rumah sakit setempat.

Dikutip dari Medical News Today, pakar menilai varian delta plus mungkin memiliki peningkatan kemampuan untuk menularkan kepada manusia. Namun polanya kemungkinan mirip dengan varian delta.

Fakta ini membuat kita harus lebih waspada pada penyebaran virus Covid-19. Protokol kesehatan harus tetap dijalankan dengan disipilin, memakai masker dan menyegerakan vaksin.

Untuk memastikan langkah yang harus dilakukan, ada baiknya memahami lima fakta penting soal varian delta plus ini.

Baca juga: 5 Fakta Terbaru Virus Covid-19 Varian Delta, Harus Lebih Taat Prokes!

  • Apa itu Covid-10 varian delta plus?

Varian Delta Plus atau dikenal juga dengan B.1.617.2.1 atau AY.1. adalah turunan dari varian delta. Jenis ini diketahui memiliki mutasi tambahan, K417N, pada protein lonjakan virus, protein yang memungkinkannya menginfeksi sel-sel sehat.

Setidaknya 200 kasus varian delta plus telah muncul di 11 negara di dunia. Berdasarkan laman National Geographic,  jenis virus ini pertama kali muncul di database global pada pertengahan Maret dan ditemukan di Inggris pada 26 April.

Beberapa pasien tanpa riwayat perjalanan atau kontak dengan pelancong terinfeksi Delta Plus, yang menunjukkan varian itu mulai beredar di Inggris melalui penyebaran komunitas.

Sedangkan, Kementerian Kesehatan India menetapkan Delta Plus sebagai Variant of Concern (VOC) pada 22 Juni, dengan alasan peningkatan transmisibilitas, kemampuan untuk mengikat lebih kuat pada reseptor sel paru-paru, dan potensi untuk menghindari antibodi tanggapan.

  • Apa perbedaan varian delta dengan delta plus?

Delta Plus memiliki mutasi ekstra yang disebut K417N, yang mempengaruhi protein spike, yang membedakannya dari varian Delta biasa.

Francois Balloux, direktur Institut Genetika Universitas College London (UCL) mengtakan mutasi tersebut tidak sepenuhnya baru karena sudah pernah diidentifikasi di beberapa garis keturunan virus lainnya.

"Mutasi dapat berkontribusi pada hilangnya kekebalan, meskipun dampaknya pada penularan tidak jelas," tambahnya.

Perubahan akibat mutasi membuat virus menjadi jauh lebih berbahaya dalam menginfeksi, atau lebih baik dalam bereplikasi, sementara yang lain memiliki lebih sedikit efek.

WHO sendiri masih terus mengamati mutasi spesifik ini dan pengaruhnya dalam hal penularan, tingkat keparahan, dan tindakan medis yang diperlukan.

Baca juga: Covid-19 Varian Delta Mengganas, Saatnya Pakai Masker N95

  • Apakah varian delta plus lebih mematikan?

Menurut badan pengurutan genom Covid-19 India, varian Delta Plus menunjukkan beberapa sifat yang mengkhawatirkan seperti peningkatan penularan, pengikatan yang lebih kuat pada reseptor sel paru-paru, dan potensi pengurangan respons antibodi.

Julian Tang, profesor ilmu pernapasan di University of Leicester, Inggris mengatakan belum jelas efek mutasi ini pada vaksin yang beredar saat ini, namun ada potensi memberikan varian "sifat lolos vaksin yang signifikan."

Sebagian besar vaksin virus corona dirancang untuk melatih tubuh mengenali protein lonjakan, seperti yang dilakukan Delta Plus. Namun penting untuk selalu bersikap waspada dan berhati-hati di masa pandemi ini.

  • Apakah penularan varian Delta Plus lebih cepat?

Varian Delta Plus telah ditemukan di sejumlah negara, termasuk India, Amerika dan baru-baru ini Indonesia. Namun data persebaran ini tidak bisa memastikan tingkat penularannya.

“Sejauh yang saya ketahui, kecepatan penyebaran suatu varian tidak dapat diukur dengan frekuensi penyebaran awal,” kata T. Jacob John, kepala virologi klinis di Christian Medical College India

Belum ada data lebih lanjut apakah varian ini menjangkiti orang yang terinfeksi gelombang pertama, orang yang diimunisasi atau mereka yang terinfeksi gelombang kedua.

Baca juga: Covid-19 Varian Delta Plus Lebih Berbahaya daripada Varian Delta?

  • Apakah vaksin berguna menangkal varian delta plus?

Masih minim data terkait efektivitas vaksin menangkal varian delta plus. Namun sejumlah vaksin telah terbukti ampuh menangkal Covid-19 varian Delta khususnya jika sudah menerima dosis lengkap.

Meski demikian, WHO mengajurkan orang yang sudah divaksin untuk tetap menggunakan masker. Sejumlah pakar di Amerika Serikat bahkan menyarankan penggunaan masker N95 di tengah penyebaran varian delta yang makin ganas.

Meski Anda divaksinasi sepenuhnya, tetaplah menerapkan protokol kesehatan karena Anda bisa menjadi bagian dari rantai penularan. Anda mungkin tidak sepenuhnya terlindungi. Kadang-kadang vaksin tidak bekerja,” Bruce Aylward, penasihat senior WHO.

Baca juga: Covid-19 Varian Delta Disebut Virus Paling Menular

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com