KOMPAS.com - Sebagai orangtua, tentunya setuju bahwa kita hanya menginginkan yang terbaik untuk anak-anak.
Kita ingin mereka dapat tumbuh menjadi anak-anak yang sehat, kuat, dan memiliki berbagai hal positif lain di dalam hidup.
Meski begitu, dalam proses pengasuhan, kita mungkin akan menemukan beberapa masalah.
Salah satunya adalah gangguan kecemasan yang bisa saja dialami oleh anak-anak, terutama saat mereka menghadapi situasi yang sulit.
Baca juga: Apakah Kecemasan Menyebabkan Jantung Berdebar, atau Sebaliknya?
"Kecemasan adalah kondisi klinis, sehingga untuk memiliki gangguan kecemasan seorang anak harus memenuhi kriteria signifikansi klinis."
Demikian dikatakan Psikolog klinis asal New York, Amerika Serikat, Dr Kirsten Cullen Sharma.
"Dalam kasus ini, kecemasan bisa sangat mengganggu fungsi normal anak setiap hari," sambung dia.
Nah, meskipun ada sejumlah perilaku yang terkait dengan kecemasan, namun Dr Sharma mencatat tiga tanda besar yang menunjukkan anak sedang mengalami kecemasan.
Menurut Dr Sharma, apabila si kecil sering berbicara negatif tentang diri sendiri dan sering merasa buruk dalam berbagai hal, itu tanda dia mengalami kecemasan.
Meskipun ini bukanlah indikasi yang jelas, tetapi mengatkan hal-hal negatif bisa menjadi sesuatu yang perlu kita perhatikan sebagai awal mula dari munculnya kecemasan.
Sebagai contoh, anak mengatakan kalau dia tidak akan pernah lulus ujian karena dia sangat buruk dalam pelajaran matematika.
Pikiran dan hal negatif yang dia katakan itu dapat memengaruhi harga diri dan menyebabkan masalah yang lebih besar seperti kecemasan.
Sharma mengungkapkan, kecemasan juga hadir dalam berbagai bentuk.
"Cara umum yang memanifestasikan kecemasan adalah perilaku menghindar, kekhawatiran, keraguan diri, ketakutan berlebihan, dan kecemasan sosial," kata dia.
Lihatlah hal-hal yang mereka khawatirkan dan tingkat keparahan kekhawatiran itu. Apakah itu menghalangi mereka dari aspek kehidupan lainnya?