Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/07/2021, 08:52 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 dapat menimbulkan rasa kecemasan dan stres yang bersumber dari berbagai hal.

Menurut dr Fransiska Kaligis, SpKJ(K), situasi seperti ancaman terkena penyakit serta adanya perubahan dalam kehidupan sehari-hari merupakan konsep yang menimbulkan stres, termasuk pada anak, sehingga mereka memerlukan proses adaptasi.

Beberapa stres yang dialami anak di masa pandemi seperti bosan dan frustrasi, ketidakjelasan informasi, tidak bisa berkontak langsung dengan teman-teman dan guru, hingga kurangnya ruang privat.

"Biasanya anak sering main ke luar dengan teman-teman, sekarang di rumah saja, itu semua menimbulkan kondisi stres pada anak."

Demikian diungkapkan Fransiska dalam Seminar Umum yang ditayangkan kanal YouTube Center of e-Learning IMERI-FKUI, Rabu (28/07/2021).

Baca juga: Waspadai Sindrom MIS-C, Komplikasi Long Covid pada Anak

Penting bagi orangtua untuk mengenali tanda stres pada anak dan membantu mereka mengatasi masalah tersebut.

Namun, gejala stres pada anak sering kali muncul dalam cara yang berbeda-beda, tergantung pada usia anak. Berikut rincinnya:

  • Di bawah 2 tahun

Manifestasi stres biasanya anak menjadi lebih rewel, lebih cengeng, ingin ditenangkan, dan ingin dipeluk oleh orangtuanya. Banyak pula anak yang mengalami gangguan tidur.

  • 3-6 tahun

Tanda stres bisa ditunjukkan melalui gejala di mana anak seperti kembali ke usia perkembangan sebelumnya.

Misalnya, anak usia 6 tahun yang sebelumnya sudah tidak mengompol, dalam kondisi stres bisa kembali mengompol. Contoh lainnya, anak yang sebelumnya sudah tidur sendiri tiba-tiba ingin tidur bersama orangtuanya lagi setelah belakangan ini banyak menonton tayangan berita yang memicu kecemasannya.

Tanda stres lainnya pada usia ini adalah anak mengalami tantrum atau emosi yang tidak terkendali serta sulit tidur.

Baca juga: Kenali, 3 Perilaku yang Indikasikan Anak Alami Kecemasan

  • 7-10 tahun

Anak terlihat sedih, marah, cemas, takut, hingga sulit konsentrasi saat belajar.

Di usia ini, anak pada umumnya sudah bisa menyampaikan apa yang dirasakannya secara verbal.

Sehingga, ketika merasa stres, mereka terlihat sering mengulang pembicaraan pada topik-topik yang dicemaskan dan fokus pada hal-hal yang membuat mereka tidak nyaman atau justru tidak mau bicara sama sekali.

"Atau ketika ditanyakan tentang hal lain dia mau bercerita, tapi ketika ditanyakan hal-hal yang membuat anak ini tidak merasa nyaman, dia tidak mau bicara sama sekali," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com