KOMPAS.com - Stres di masa pandemi Covid-19 tak hanya dialami orang dewasa, tapi juga pada anak dan remaja.
Beberapa stres yang dialami anak di masa pandemi seperti bosan dan frustrasi, ketidakjelasan informasi, tidak bisa berkontak langsung dengan teman-teman dan guru, hingga ikut merasakan stres finansial yang dialami orangtua.
Saah satu hal yang memicu stres pada anak remaja adalah minimnya ruang privasi. Menurut dr Fransiska Kaligis, SpKJ(K), remaja secara alami lebih banyak bergaul dengan teman-temannya daripada orangtua. Bahkan, banyak remaja terlihat menajuh dari orangtuanya.
Namun, situasi pandemi membuat mereka harus bersama orangtua seharian. Pada beberapa situasi, orangtua yang mungkin merasa cemas dengan kondisi anak sering kali berkunjung ke kamar mereka untuk mencari tahu apa yang dilakukannya
Hal ini ternyata dapat membuat anak merasa terganggu. Sebagian remaja menganggap orangtuanya terlalu ingin tahu tentang apa yang dikerjakannya.
"Buat remaja, kurangnya personal space ini juga menimbulkan stres yang cukup tinggi," katanya dalam Seminar Umum yang ditayangkan kanal YouTube Center of e-Learning IMERI-FKUI, Rabu (28/07/2021).
Baca juga: Catat, Tanda Anak Alami Stres Berdasarkan Usianya
Fransiska menyebutkan beberapa ciri-ciri stres pada anak remaja.
Reksi stres yang paling sering ditunjukkan remaja berbentuk kondisi perilaku (acting out), seperti melakukan perilaku membahayakan atau berisiko. Beberapa contohnya adalah terlibat narkoba, merokok, minum minuman keras, balap liar, dan lainnya.
Anak remaja yang mengalami stres juga bisa saja tidak mau membicarakan sama sekali emosinya dan memilih diam.
Mereka juga bisa saja sering bertengkar atau berargumentasi dengan orangtua atau saudara kandungnya dan tampak lebih menentang atau sulit diatur.
"Pada kondisi ini, dukungan sosial dan keluarga sangat penting, dari anggota keluarga, dan teman," ucap Fransiska.
Pada anak usia remaja, Fransiska mengatakan, dukungan orangtua sangatlah penting karena umumnya remaja memiliki emosi yang kurang stabil.
Orangtua perlu sangat berempati dan menunjukkan dukungannya, serta memastikan komunikasi berjalan dua arah, bukan hanya satu arah dari orangtua saja.
Orangtua di sini juga bersifat sebagai role model atau teladan bagi anak.
Selain itu, pastikan orangtua meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas bersama anak.
"Di masa pandemi ini karena remaja juga bisa mengalami stres, kita bisa melakukan hobi bersama yang disukai anak, seperti nonton bersama, dan ngomongin topik yang disukai anak seperti tentang selebriti, musik, film," katanya.
Baca juga: 6 Teknik Relaksasi bagi Anak Pra-remaja untuk Melepas Stres
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.