Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Sehat Mental Melalui Kesejahteraan Spiritual di Era Pandemi

Kompas.com - 29/07/2021, 14:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Wisnubrata

Para korban konflik sosial mampu mengatasi persoalan traumatis akibat konflik dengan memperdalam spiritualitasnya.

Wahyuni & Bariyyah (2019) menunjukkan bahwa spiritualitas memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang.

Aydin, Isik & Kahraman (2020) menemukan bahwa kesejahteraan spiritual punya hubungan signifikan dengan kesehatan mental para lansia yang dirawat di rumah.

Secara mental para lansia lebih sehat secara mental karena mampu memaknai hidupnya dalam kaitan dengan alam dan kegiatan spiritual.

Mengapa orang yang sejahtera secara spiritual bisa memiliki mental yang sehat?

Dengan memiliki kesejahteraan spiritual, seseorang bisa meningkatkan kesehatan mental, karena bila seseorang memiliki relasi yang baik dengan diri sendiri, sesama, lingkungan dan Tuhan, maka dia akan lebih gampang untuk melakukan hal berikut ini.

  1. Membangun kepercayaan diri karena ia punya relasi yang baik dengan diri sendiri. Kepercayaan diri merupakan salah satu unsur penting bagi kesehatan mental,
  2. Bersosialisasi dengan sesamanya, sebab dia memiliki relasi yang harmonis dengan orang lain. Orang yang mampu berkomunikasi dan membina hubungan baik dengan sesama merupakan salah satu ciri orang yang sehat mental,
  3. Mampu menikmati dan memelihara alam semesta dan lingkungannya, sebab dia memiliki relasi yang harmonis dengan alam semesta. Artinya dia tidak mengeksploitasi dan merusak alam lingkungannya,
  4. Mampu bersyukur atas penyelengaraan ilahi dan menerima apa pun situasi dan kondisi saat ini karena punya relasi yang baik juga dengan Tuhan.

Lalu, bagaimana caranya bisa sehat mental melalui kesejahteraan spiritual di era pandemi sekarang ini?

Pertama dengan meningkatkan kesejahteraan spiritual melalui pembenahan relasi yang baik dengan keempat dimensi: diri sendiri (personal), sesama (komunal), alam semesta (lingkungan), dan Yang Ilahi (transcendental).

Konkretnya adalah meningkatkan kesejahteraan spiritual bukan hanya soal kerajinan beribadah dan melakukan aturan agama yang dianut (dimensi transendental).

Namun juga menyangkut kejujuran terhadap diri sendiri (relasi personal), apakah saya memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia (relasi komunal), sejauh mana saya memelihara alam semesta, bukan hanya mengeksploitasi semata (relasi ekologis).

Jadi pada masa pandemi saat ini entah nanti PPKM darurat mau diperpanjang atau diperlonggar, kesempatan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kembali sejauh mana relasi saya dengan diri sendiri, sesama, alam lingkungan dan Yang Ilahi.

Inilah inti pembenahan kesejahteraan spiritual.

Pembenahan atau restorasi hubungan yang masih kurang harmonis selama ini bisa dilakukan di masa pandemi ini.

Pencapaian kesejahteraan spiritual yang maksimal diharapkan mampu mengatasi persoalan kesehatan mental dalam diri setiap individu.

Dr Raja Oloan Tumanggor dan Agoes Dariyo, MPsi
Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com