KOMPAS.com - Prestasi para srikandi panahan Korea Selatan begitu mendominasi di Olimpiade Tokyo, yang saat ini tengah bergulir.
Ironisnya, An San -salah satu atlet wanita terbaik Korsel, malah menjadi sasaran ujaran kebencian dari warganet di negaranya sendiri.
Gadis berusia 20 tahun ini menorehkan prestasi gemilang dengan menggondol dua medali emas di ajang ini, sekaligus mencetak rekor baru.
Baca juga: Cerita di Balik Seragam Model Bikini Para Atlet Voli Pantai
Alih-alih bangga atas prestasi An San, perempuan itu malah menjadi sasaran kritik karena penampilannya yang berambut cepak.
Ia dianggap sebagai figur feminis, dan seketika menjadi sasaran intimidasi online, yang menentang faham tersebut.
Para Rabu (28/7/2021), jurnalis New York Times Kelly Kasulis Cho menuliskan bagaimana ujaran kebencian diarahkan kepada San di jejaring Twitter.
Cho lalu menyebutserangan tersebut merupakan bukti tentang adanya gerakan online faham anti-feminist di negara itu.
“Atlet peraih medali emas olimpiade dari Korea Selatan, An San, menuai kritik akibat potongan rambutnya yang pendek."
Baca juga: Skater Jepang Umur 13 Tahun Cetak Sejarah di Olimpiade Tokyo
"Kondisi ini jelas menggambarkan bagaimana 'online anti-feminist movement' ada di negara itu, di mana model potongan rambut bisa menjadi sangat kontroversial," sebut Cho.
Kejadian ini berawal dari sebuah unggahan di situs online komunitas dari akun tak dikenal, yang menyebut An San sebagai feminis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.