Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/08/2021, 08:29 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Tak sedikit pasien diabetes yang harus menjalani amputasi akibat luka kaki. Jika ditangani sedini mungkin, tindakan amputasi bisa dicegah.

Statistik menunjukkan bahwa prosedur amputasi pada 6 dari 7 penderita kaki diabetik, diawali dari sebuah luka sederhana.

“Padahal 85 persen dari luka tersebut sebetulnya dapat dicegah dan ditangani dengan baik agar tidak berkembang ke arah yang lebih serius,” kada dokter spesialis luka, Adisaputra Ramadhinara, MsC, dalam diskusi virtual (30/7/2021).

Adi mengatakan banyak pasien yang datang sudah dalam kondisi borok kaki kehitaman, bernanah, dan berbau busuk.

Dokter spesialis luka dari Heartology, Adisaputra Ramadhinara.Heartology Dokter spesialis luka dari Heartology, Adisaputra Ramadhinara.
Luka di kaki yang membusuk dan bernanah merupakan salah satu komplikasi penyakit diabetes melitus.

Baca juga: 12 Cara Mencegah Komplikasi Diabetes yang Berbahaya

Ulkus biasanya dipicu penyempitan pembuluh darah tepi. Hal ini menyebabkan jaringan di bagian kaki mengalami kematian karena tidak teraliri darah serta kekurangan oksigen dan nutrisi.

Kadar gula darah yang tinggi membuat kuman lebih mudah berkembang biak sehingga infeksi pada luka semakin menyebar.

“Luka yang muncul di kaki tidak boleh diabaikan, segera diobati. Saat ini banyak kemajuan pengobatan untuk meminimalkan bagian tubuh yang harus dibuang. Amputasi bukanlah solusi utama,” papar dokter dari Heartology Brawijaya Hospital Jakarta ini.

Saat ini perawatan luka selalu mengedepankan pentingnya kerja sama multidisiplin. Pada kasus luka diabetik di kaki, perawatan luka dapat ditangani oleh dokter spesialis luka.

Baca juga: Diabetes? Ini 10 Makanan Terbaik untuk Kendalikan Gula Darah

Namun, bilamana terjadi penyumbatan pembuluh darah di kaki, maka diperlukan keterlibatan spesialis vaskular untuk tindakan revaskularisasi atau perbaikan aliran darah ke tungkai guna menunjang proses penyembuhan luka yang optimal.

“Dokter akan evaluasi apakah aliran darah lancar atau tidak. Aliran darah yang mampet yang tidak diperbaiki membuat luka susah sembuh dan harus amputasi,” katanya.

Kain kasa tak dianjurkan

Selain itu, Adi juga tidak merekomendasikan penggunaan kain kasa untuk menutup luka diabetes di kaki.

“Banyak yang mengira luka ditutup supaya bersih, bakteri tidak masuk dan tidak infeksi Padahal, bakter bisa menembus hingga 64 lapisan kasa,” papar dokter yang mengambil spesialis luka di Amerika ini.

Ia menambahkan, ada berbagai pilihan penutup luka yang lebih dianjurkan sesuai jenis luka dan memberi hasil yang optimal dalam menjaga kebersihan luka.

Untuk mencegah perburukan luka, pasien diabetes juga harus mengendalikan kadar gula darahnya.

Baca juga: 11 Gejala Nefropati Diabetik, Komplikasi Diabetes yang Perlu Diwaspadai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com