Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poster Narsis Hujan Kritik, Politikus dan Pejabat Belum Tentu Kapok

Kompas.com - 03/08/2021, 18:13 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial riuh karena kritikan warganet untuk ucapan selamat para pejabat publik atas kesuksesan Greysia Polii dan Apriyana Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020.

Alih-alih menyampaikan ucapan selamat yang tulus dan rasa bangga, poster yang dirilis malah cenderung narsis dan mendompleng popularitas belaka.

Para tokoh, bukan hanya politikus namun juga perwira dan pesohor lainnya, tersebut dituding memanfaatkan momen untuk melakukan pencitraan tanpa etika.

Sejumlah nama termasuk Agus Harimurti Yudhoyono, Puan Maharani sampai GKR Hemas jadi olok-olok warganet.

Sindiran, komentar negatif bahkan hinaan bertebaran karena publik benar-benar geram dengan tingkah sejumlah tokoh tersebut.

Baca juga: Dompleng Sukses Gresysia/Apriani, Bukti Narsistik Pejabat Publik

Meski demikian, Firman Kurniawan, pakar komunikasi digital Universitas Indonesia menilai hujan kritik itu tidak menjamin para pelaku bakalan kapok akan aksinya.

"Belum tentu. Ada sebagian orang yang beranggapan, pesan yang buruk, adalah juga pesan," katanya kepada KOMPAS.com pada Selasa (03/08/2021). 

Hal yang lebih penting, pengirimnya dikenali publik, hal yang amat didewakan di era media sosial ini.

Firman mengatakan, itu jadi rumus ampuh khususnya di media digital.

Sejumlah nama tersebut berhasil mendapatkan trafic, komentar, regram, retweet, repost, jumlahnya tinggi, bahkan mencapai trending di hari perebutan medali meskipun narasinya negatif.

Warganet memberikan respon yang beragam soal tingkah para pejabat publik ini. Ada yang mengumpulkan siapa siapa saja pejabat publik yang memberikan ucapan dan dijadikan meme, ada yang mencaci maki, ada yang mengkritik.

Baca juga: Banjir Kritik, Gaya Pejabat Dompleng Kemenangan Greysia/Apriani


Semuanya adalah perhatian, dan tentu saja ingatan tentang pejabat publik itu memaksa masuk ke dalam memori publik.

Akademisi di UI dan Universitas Paramadina ini menguraikan, dalam teori ingatan dikatakan bukan hanya pesan baik yang mampu menciptakan ingatan, pesan buruk pun menimbulkan ingatan.

"Untuk dikenali, pejabat publik ini telah masuk ke dalam memori publik. Dengan digabung pesan-pesan yang bernada lebih baik di kesempatan berikutnya, kesan buruk itu bisa jadi samar," jelasnya.

Baca juga: Ranking BWF Terbaru Usai Greysia/Apriyani Raih Emas Olimpiade Tokyo

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com