Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Penilaian Pesenam Pria dan Wanita Saat Tampil di Olimpiade

Kompas.com - 03/08/2021, 18:44 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di ajang Olimpiade Tokyo 2020, beberapa pesenam perempuan menjadi pemberitaan utama.

Mereka antara lain pesenam Amerika Serikat, Simone Biles yang mengundurkan diri dari final senam lantai putri di Olimpiade Tokyo karena alasan kesehatan mental. 

Keputusan Biles rupanya mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Lembaga Mental Health America mengatakan tindakan yang dilakukan Biles adalah fakta dirinya layak menjadi atlet terbaik sepanjang masa, atau greatest of all time (GOAT).

Ini bukan pertama kalinya pesenam wanita menyuarakan aksinya di Olimpiade Tokyo 2020.

Jelang upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, tim senam wanita Jerman memakai pakaian ketat dari atas ke bawah (full length unitard) untuk menentang penonjolan karakteristik seksual dalam senam.

Baca juga: Merasa Kalah Secara Mental, Simone Biles Mundur di Final Olimpiade

Anggota tim senam wanita Jerman, Elisabeth Seitz berharap gerakan tersebut bisa menginspirasi para pesenam yang tidak nyaman saat memakai pakaian senam biasa di hadapan publik.

Baik Biles maupun Seitz berusaha menyuarakan kesetaraan bagi pesenam wanita di Olimpiade.

Iringan musik

Namun demikian, masih ada perbedaan mendasar terkait persaingan antara pria dan wanita dalam Olimpiade.

Baca juga: Dukungan bagi Simone Biles, Pesenam AS yang Mundur dari Olimpiade Tokyo demi Kesehatan Mental

Atelt senam Rusia, Nikita Nagornyy dalam kejuaraan European Artistic Gymnastics Championships 2021.ARND WIEGMANN Atelt senam Rusia, Nikita Nagornyy dalam kejuaraan European Artistic Gymnastics Championships 2021.

Dalam kompetisi senam lantai individu, atlet wanita melakukan rutinitas senam sembari diiringi musik. Sedangkan bagi atlet pria, waktu kompetisi dikurangi 20 detik, dan tanpa alunan musik.

Mengapa demikian?

Perlu diketahui, senam wanita pertama kali muncul di Olimpiade 1928, hampir tiga dekade setelah wanita diizinkan untuk berpartisipasi dalam Olimpiade pada tahun 1900.

Baca juga: Bagaimana Perempuan Atlet Olimpiade Hadapi Menstruasi?

Georgia Cervin, mantan pesenam dan penulis buku "Degrees of Difficulty: How Women's Gymnastics Rose to Prominence and Fell from Grace" menjelaskan alasan rutinitas senam wanita di Olimpiade diiringi musik.

Menurut dia, musik dimasukkan ke dalam senam wanita agar atlet wanita dapat menciptakan gerakan anggun. Sedangkan atlet pria difokuskan pada kekuatan.

"Saat senam dikembangkan untuk wanita, Olimpiade mengadaptasi olahraga pria untuk membuat olahraga itu 'sesuai' bagi wanita," kata Cervin kepada CNN.

"Atlet wanita diharapkan melakukan gerakan lembut, berirama, mengalir, anggun yang menekankan keindahan dan fleksibilitas."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com