Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekpresikan Duka di Medsos Boleh Dilakukan, asal Sadar Risikonya

Kompas.com - 04/08/2021, 16:44 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak cara orang berduka namun di era digital ini, menyalurkan perasaan sedih lewat platform media sosial semakin umum terjadi. 

Sayangnya, banyak yang kerap menganggap remeh curahan perasaan sedih yang disampaikan lewat Instagram atau Twitter -misalnya.

Ada yang menilai, hal itu tidak pantas dilakukan apalagi jika menyangkut musibah maupun kematian.

Faktanya, semua ekspresi duka layak mendapat respons yang pantas, apa pun media yang dipilih oleh orang tersebut.

Baca juga: Tips Bagi Orangtua untuk Meluapkan Kesedihan di Depan Anak

Sebagaimana pendapat Psikiater Jiemi Ardian di akun Twitter-nya yang langsung menjadi viral.

"Ada yang berduka dengan nulis di sosmed, ada yang dengan diam saja ga mau diganggu, ada yang dengan cari orang lain buat cerita."

"Ada yang berduka dengan bikin karya, ada yang dengan berhenti dulu bikin karya."

"Semua valid, ga perlu merendahkan proses berduka orang lain." tulis dia, yang setidaknya sudah di-retweet oleh lebih dari 15.000 pengguna Twitter lainnya.

Pendapat ini langsung ramai direspons oleh banyak akun lain. Umumnya menyampaikan pengalaman tidak menyenangkan, ketika mengekspresikan rasa dukanya di media sosial.

Banyak yang merendahkan dengan menganggap perilaku tersebut berlebihan, bahkan disebut "alay".

"Saya pernah, ketika nenek saya meninggal, saya berduka menulis satu bait puisi tentang kematian. 15 menit kemudian, ada teman yang reply alay. Memang teman-teman saya seb*****t itu," tulis akun @ChingchongManAt.

Baca juga: Kesedihan Berlangsung Lama Bisa Jadi Tanda Depresi, Kenali Cirinya

Sementara itu, akun @jujujyujyu0906 merespons dengan mengatakan kicauan Jiemi sebagai pengingat baginya.

"Noted, tamparan utk diri sendiri. Selama ini menganggap org yg berduka sampe terus2an post di sosmed itu lebay, tapi ternyata valid dan itu salah satu cara mereka cope."

Berduka di medsos dan kesadaran

Lucia Peppy Novianti, Psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada mengatakan, seseorang seharusnya memberikan ruang untuk emosi duka yang dirasakannya.

Bentuknya bisa beragam dalam proses kesedihan itu, tergantung pribadi masing-masing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com