Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memperpanjang Waktu Tidur Tak Selalu Bermanfaat untuk Kesehatan

Kompas.com - 04/08/2021, 18:21 WIB
Intan Pitaloka,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidur yang cukup merupakan syarat agar kita tetap bugar dan sehat, itulah sebabnya para ilmuwan terus mencari cara untuk memastikan hal ini didapatkan oleh siapa pun.

Walau begitu, menambah jam tidur juga tidak selalu bermanfaat. Hal itu dibuktikan oleh penelitian terbaru di India.

Penelitian yang melibatkan 452 pekerja berpenghasilan rendah selama sebulan di Chennai itu juga menemukan bahwa tidur siang lebih bermanfaat daripada satu jam tambahan tidur malam, setidaknya pada peserta yang waktu tidur malam harinya terganggu.

Pengukuran dilakukan menggunakan actigraphs, sensor gerakan kecil yang dapat dipakai dan mampu memantau siklus tidur.

Actigraphs dapat mengetahui saat orang tidur di rumahnya sendiri, tanpa memerlukan peralatan tambahan atau konfigurasi yang rumit.

Baca juga: Posisi Tidur dengan Tangan di Dada Sebabkan Mimpi Buruk?

Dengan memberikan informasi dan dorongan, bersama dengan perbaikan lingkungan yang mendukung tidur di rumah, para responden dapat tambahan tidur setengah jam setiap malam. Namun, ternyata manfaat kesehatan yang diharapkan justru tidak mengikuti.

"Yang mengejutkan kami, intervensi tidur malam ini tidak memiliki efek positif apa pun pada hasil apa pun yang kami ukur," kata Frank Schilbach, ekonom dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Efek positif yang diharapkan seharusnya meliputi kemampuan berpikir, pengambilan keputusan, dan produktivitas.

Jumlah jam kerja rata-rata juga turun, ini mungkin dikarenakan lebih banyak waktu di tempat tidur berarti lebih sedikit waktu untuk bekerja.

Banyak penelitian sebelumnya menyoroti efek rendahnya kualitas tidur setiap malam, termasuk peningkatan risiko demensia.

Baca juga: Tanda Kita Kurang Tidur Selain Sering Menguap

Para peneliti mengungkapkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, para sukarelawan yang termasuk dalam penelitian ini cenderung bangun sekitar 31 kali setiap malam.

Dengan kata lain, kualitas tidur mereka saat ini sebanding dengan orang yang memiliki masalah dengan insomnia atau sleep apnea.

Menurut Schilbach, kebanyakan orang di Chennai memang memiliki kualitas tidur yang rendah karena faktor ekonomi.

"Seringkali, ada empat atau lima orang tidur di kamar yang sama yang ramai dan berisik. Mereka tidur seadanya, udara di malam hari juga sangat panas dan banyak nyamuk," katanya.

Kemudian, setengah dari responden didorong untuk tidur siang selama setengah jam di siang hari. Ternyata ini menghasilkan beberapa hasil positif, seperti peningkatan produktivitas, fungsi kognitif, dan kesejahteraan psikologis.

Namun, sekali lagi, waktu kerja pun berkurang, para peserta juga tidak mau atau tidak dapat mengganti waktu yang mereka habiskan untuk tidur siang.

Baca juga: Menambah Waktu Tidur Bisa Bantu Mengurangi Berat Badan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com