Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Risiko Penyakit akibat Doyan Minuman Manis dan Rebahan

Kompas.com - Diperbarui 22/10/2021, 16:59 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Kebiasaan minum minuman manis dapat berdampak buruk bagi kesehatan, apalagi jika dipadukan dengan pola hidup kurang gerak dan banyak rebahan (sedentary).

Terlalu banyak minum minuman manis, seperti boba, es kopi susu tinggi gula, atau minuman kemasan, dapat meningkatkan risiko terkena sejumlah penyakit, termasuk diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.

Banyak pencinta minuman manis yang sebetulnya sadar dengan hal itu, namun tetap menggemarinya. Minuman manis memang terasa nikmat, apalagi jika kita mengonsumsinya dalam kondisi dingin ketika cuaca sedang panas.

Banyak orang mengabaikan kebiasaan buruk ini karena efeknya tak langsung terlihat.

"Efek kesehatan tersebut tidak langsung terlihat. Makan banyak hari ini besok langsung kejadian, enggak. Butuh waktu lama yang secara kronik atau bertahun-tahun," ungkap dr Raissa Edwina Djuanda, MGizi, SpGK kepada Kompas.com, Rabu (4/8/2021).

Gejala baru dapat terlihat ketika kita sudah terkena penyakit tertentu akibat terlalu banyak minum minuman manis.

Misalnya, seseorang yang terkena diabetes dapat mengalami gejala awal seperti banyak makan dan minum, serta banyak buang air kecil.

Orang tersebut juga mungkin mudah sekali merasakan haus.

"Jadi memang harus waspada kalau kita jadi gampang banget haus, minumnya jadi banyak banget, gampang lapar, ditambah buang air kecil juga banyak," tuturnya.

Baca juga: Lemas hingga Jerawatan, 12 Tanda Kita Makan Terlalu Banyak Gula

Ancaman penyakit

Kebiasaan minum minuman manis seiring waktu dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas.SHUTTERSTOCK Kebiasaan minum minuman manis seiring waktu dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas.
Kebiasaan minum minuman manis seiring waktu dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas.

Menurut dokter yang berpraktik di MMC Hospital dan RSPI Puri Indah itu, obesitas dapat memicu sejumlah kondisi kesehatan lain, seperti diabetes, sindrom metabolik, perlemakan hati, kolesterol, obstruktif sleep apnea, dan masalah kesehatan mental seperti depresi.

Saat ini, banyak pula yang mengalami sindrom polikistik ovarium (PCOS) akibat kebiasaan minum minuman manis.

Komplikasi obesitas juga dapat menyebabkan kondisi seperti asam urat, gangguan sendi, dan lainnya.

"Jadi kalau sudah kena obesitas sebenarnya penyakit lain mengikuti," ungkap dokter yang juga berbagi konten seputar gizi lewat akun YouTube "Dokter Raissa Djuanda" itu.

Raissa juga mengingatkan bahwa komplikasi obesitas juga bisa terjadi pada orang-orang di usia muda. Beberapa pasiennya bahkan berusia di bawah 17 tahun.

"Saya menemukan beberapa kasus anak yang usianya di bawah 17 tahun beberapa di antaranya sudah mengalami hipertensi atau darah tinggi akibat kegemukan."

"Jadi harus hati-hati karena dari anak saja ternyata sudah bisa mengalami komplikasi ini," tuturnya.

Baca juga: Waspadai, 6 Makanan/Minuman Sehat yang Mengandung Banyak Gula

Mengurangi kebiasaan minum minuman manis

Minuman manis seperti boba atau es kopi susu dengan gula aren memang menyegarkan. Namun, penting untuk diperhatikan agar kita tak mengonsumsi gula harian berlebih.SHUTTERSTOCK/ANNA_PUSTYNNIKOVA Minuman manis seperti boba atau es kopi susu dengan gula aren memang menyegarkan. Namun, penting untuk diperhatikan agar kita tak mengonsumsi gula harian berlebih.
Minuman manis seperti boba atau es kopi susu dengan gula aren memang menyegarkan. Namun, penting untuk diperhatikan agar kita tak mengonsumsi gula harian berlebih.

Sebab, mengonsumsi sesuatu yang manis dapat menimbulkan kecanduan. Bukannya berhasil mengontrolnya, porsi yang kita konsumsi malah bisa bertambah dari hari ke hari.

Menurut Raissa, penting untuk berusaha membiasakan diri untuk tidak makan atau minuman manis.

"Sifatnya gula ini adiktif. Jadi kalau kita sudah terbiasa, pasti kita akan cari terus," ucapnya.

Jika kita mengonsumsi minuman kemasan, pastikan melihat tabel gizi sebelum meminumnya. Pilihlah produk dengan kandungan gula yang lebih sedikit.

Namun, di luar minuman kemasan, kita harus cermat menghitung gula yang kita asup.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), rekomendasi asupan gula harian sebaiknya tak lebih dari 50 gram atau empat sendok makan.

Jika kita mengonsumsi minuman dengan dua sendok makan gula, pastikan di sisa hari itu kita tak mengonsumsi gula lebih dari dua sendok makan, baik dari makanan maupun minuman.

"Jadi dihitung saja. Misal sudah minum kopi dua sendok, artinya jatah harian hanya sisa dua sendok makan lagi. Itu mungkin sudah terpenuhi dari makanan dan minuman yang diasup selain kopi tadi."

"Jadi, jangan ditambahkan yang manis-manis lainnya," kata Raissa.

Baca juga: 4 Cara Menambahkan Manis pada Secangkir Kopi, Tanpa Gula

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com