Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Ikoy-Ikoyan Ajarkan Masyarakat Miliki Mental Mengemis?

Kompas.com - 05/08/2021, 13:14 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tren ikoy-ikoyan, saweran online yang dipopulerkan Arief Muhammad, dikiritik sejumlah selebgram lainnya.

Aksi berbagai ini dianggap mengajarkan warganet memiliki mental mengemis dengan meminta-minta pada orang yang tak dikenal.

Program berbagi yang viral itu memberikan dampak pada sejumlah selebgram lainnya yang ditodong warganet untuk melakukan hal serupa. Mereka diminta untuk membagikan sejumlah uang atau barang untuk para followersnya.

Beberapa menyambutnya dengan positif seperti Rachel Venya dan Andien yang langsung melakukan hal serupa. Namun ada yang menyatakan keberatannya dan menganggap aksi ini mengajarkan mental mengemis kepada publik.

Baca juga: Ramai Ikoy-Ikoyan ala Arief Muhammad, Selebgram Lain Jadi Sasaran Spam

Unggahan Nana Mirdad soal tren Ikoy-IkoyanInstagram @nanamirdad_ Unggahan Nana Mirdad soal tren Ikoy-Ikoyan

Nana Mirdad, Chelsea Olivia dan Audi Marissa tegas menyatakan enggan mengikuti tren dan membiasakan followersnya meminta-minta. Terlebih lagi, tidak ada usaha atau kejelaskan soal status orang yang dibantu itu.

"Saya enggak mengikuti trend ikoy-ikoyan… Saya tidak mau mengajarkan untuk followers saya menjadi orang yang minta-minta yah (pengemis)...," tulis Chelsea di akun Instagramnya.

Baca juga: Tolak Ikut Ikoy-ikoyan, Chelsea Olivia: Saya Tidak Mau Ajarkan Orang Minta-minta

Pembelajaran sosial

Psikolog Lucia Peppy menilai viralnya tren mengirimkan Direct Message (DM) ke selebgram untuk meminta bantuan ini tidak secara instan mendeskrisikan mentalitas bangsa sebagai pengemis.

"Saya sih melihat ini tuh transaksional yang wajar karena ini mereka belajar dari pola pembelajaran sosial," terangnya kepada Kompas,com, Kamis (05/08/2021).

Pembelajaran sosial terjadi ketika orang melihat ada perilaku yang menguntungkan sehingga ada tendensi untuk melakukan hal serupa agar mendapatkan keuntungan yang sama.

Dalam hal ini, kebiasaan masyarakat untuk mengambil jalan instan demi memenuhi kebutuhannya dengan menghubungi artis atau selebgram favoritnya.

Sebaliknya, pesohor yang berkaitan, dalam rangka menaikkan rating atau motif apapun, kemudian merespon dengan memberikan barang atau lainnya.

Pemberian tersebut, apalagi jika bentuknya uang, kemudian memenuhi basic need seseorang, menjadi hal yang lalu diikuti oleh orang banyak.

Baca juga: 5 Tempat Donasi Barang Bekas agar Kembali Bermanfaat

Pakar dari Universitas Gadjah Mada ini mengatakan, tren ini sebenarnya menjadi bentuk lain dari give away, hal yang sebelumnya sudah menjadi tren yang biasa di media sosial.

Terbukti, aksi ikoy-ikoyan kemudian diikuti oleh beberapa online shop untuk membagikan produknya kepada para pelanggan yang beruntung.

"Sebetulnya ini adalah satu tren di media sosial, kebetulan trennya ini berkaitan dengan mentalitas tertentu yang ternyata negatif," tambahnya.

Terkait kritik soal mental mengemis yang diluncurkan sejumlah selebgram dan artis, Lucia menganggap karena ada satu pihak yang diuntungkan dan lainnya dirugikan.

Mereka, dalam kasus ini, menjadi pihak yang dirugikan dan kewalahan sehingga memicu rasa kesal maupun tidak suka. Todongan untuk melakukan aksi berbagi yang sama ini kemudian menciptakan kondisi yang sulit untuk para selebgram lainnya.

Terlebih lagi, para sosok populer di media sosial kini dinilai dari cara mereka bersikap secara sosial di dunia maya.

"Itu kan jadi buat mereka sulit," ujar Lucia.

Baca juga: Tren Ikoy-ikoyan di Instagram, Saweran Online ala Arief Muhammad

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com