Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perilaku "Ngemis Online" Marak di Medsos, Apa Motifnya?

Kompas.com - 05/08/2021, 14:19 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perilaku ngemis online menjadi fenomena yang belakangan disoroti warganet termasuk dengan viralnya tren ikoy-ikoyan.

Aksi berbagi selebgram dengan memberikan uang atau barang pada followers secara acak, dianggap mengajari publik untuk mengemis.

Cukup mengirimkan pesan memelas pada idolanya, dan bisa menjadi jalan instan untuk memenuhi kebutuhan.

Jauh sebelum Arief Muhammad mempopulerkannya, perilaku tersebut sebenarnya sudah banyak ditemukan di dunia maya.

Baca juga: Arief Muhammad dan Serba-serbi Permainan Ikoy-ikoyan

Tidak sedikit selebgram yang berkeluh soal pengikutnya yang meminta uang untuk melunasi utang, meminta barang atau bantuan lainnya.

Selain itu, kerap ditemukan akun yang membagikan nomor rekening atau barcode dompet digitalnya dengan harapan mendapatkan sumbangan dari warganet.

Motifnya beragam, mulai dari keinginan membeli barang tertentu, sedang berulang tahun atau berbagai materi kesedihan lainnya.

Salah satu contoh kasus, belum lama ini Twitter diramaikan oleh akun @wartafana yang dianggap melakukan perilaku ngemis online itu.

"Im turning 21 today kalau mau ngasih kado boleh," ujar pemilik akun itu lewat caption foto diri, dan barcode rekening yang diunggahnya.

Aksi ini menuai beragam respons. Ada yang mencela karena perilaku yang dianggap memalukan.

Baca juga: Tren Ikoy-Ikoyan Ajarkan Masyarakat Miliki Mental Mengemis?

"Kok ada orang dengan pedenya ngemis di sosmed, padahal kadang orang yang membutuhkan aja ga gini banget," tulis akun @squidlyyyy.

Sementara itu, akun @itsmaritaaa berkomentar, "Pdhl followersnya banyak, dia influencer kah? Klo iya, gini amat nyari duitnya ngemis online."

"ngemis di era 4.0,"  tulis @senananana_ sambil menyertakan potret pengemis yang diedit membawa potongan kardus bergambar barcode.

Namun nyatanya, tidak sedikit orang yang mengirimi sejumlah uang. Hal ini dibuktikan dengan tangkapan layar dari bukti transfer ke nomor rekening yang dibagikannya.

Jumlahnya juga cukup banyak, tidak mengecewakan untuk sekedar aksi random yang dilakukan di media sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com