Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/08/2021, 10:47 WIB
Intan Pitaloka,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemenuhan kecukupan air susu ibu (ASI) merupakan bagian penting sekaligus asupan terbaik dalam masa perkembangan bayi.

Namun sayangnya, 62 persen tenaga kesehatan di layanan primer (puskesmas) di Indonesia mengaku kesulitan mempertahankan agar para ibu tetap memberikan ASI eksklusif, selama masa pandemi Covid-19.

Data tersebut terungkap dari hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh Health Collaborative center (HCC).

Baca juga: Ibu Positif Covid-19, Waspada Efek Konsumsi Obat dan Vitamin pada ASI

Penelitian ini melibatkan 1.000 responden yang terdiri dari 154 dokter, 754 bidan, dan 92 tenaga kesehatan lain yang tersebar di 25 provinsi.

Para responden itu bertugas di puskesmas, rumah sakit, maupun praktik bidan mandiri, dengan masa kerja antara 8-23 tahun.

Juga terungkap, 57 persen responden merasa tidak adanya fasilitas khusus untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) secara daring/telemedicine menjadi kendala.

Sebab, semua kegiatan pelatihan terhenti akibat terjadinya pandemi Covid-19.

Selain itu, tenaga kesehatan tidak mendapat pelatihan manajemen laktasi untuk masa pandemi.

Lalu, 42 persen responden mengungkap soal kurang adanya ketersediaan informasi tentang menyusui.

Baca juga: Tips Memberi ASI bagi Ibu yang Terinfeksi Covid-19

Lebih jauh lagi, hoax juga menjadi halangan bagi ibu untuk bisa percaya kepada tenaga kesehatan.

Tak jarang, mereka lebih percaya dengan broadcast messenger dan artikel yang tidak jelas sumbernya.

"Hoax yang paling sering diterima nakes dari para ibu adalah Covid-19 bisa menular lewat ASI dan menyusui."

"Para ibu percaya akan hal itu, padahal itu adalah hoax terbesar," ujar Ray Wagiu Basrowi, MD, PhD, peneliti utama dalam studi ini, dalam konferensi pers virtual, Rabu (4/9/2021) kemarin.

Padahal, Ray mengungkapkan, beberapa penelitian menemukan, ASI dari perempuan yang terinfeksi Covid-19 justru mengandung antibodi spesifik.

Antibodi itulah yang lalu dapat melindungi bayi supaya tidak terinfeksi Covid-19.

Baca juga: Pemberian ASI Eksklusif Bukan Cuma Tugas Ibu

Selanjutnya, kata dia, kepercayaan ibu tentang hal keliru semacam ini yang lantas membuat ibu berhenti mempertahankan pemberian ASI eksklusif untuk bayinya.

Apabila kondisi ini terus terjadi, maka konsekuensinya adalah ancaman akan turunnya angka ASI eksklusif Indonesia.

Pada gilirannya, keadaan itu akan menciptakan potensi risiko kesehatan jangka panjang untuk generasi yang akan datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com