Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/08/2021, 16:52 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berbagai berita duka dan narasi negatif yang berseliweran di media sosial selama pandemi Covid-19 kadangkala membuat kita kelelahan.

Hal ini tentunya dapat berdampak buruk pada kondisi emosional dan psikologis setiap orang.

Kabar duka cita, penyebaran hoax dan berbagai informasi tidak menyenangkan semakin banyak kita temukan belakangan ini.

Baca juga: Ekpresikan Duka di Medsos Boleh Dilakukan, asal Sadar Risikonya

Banyak orang juga kerap berbagi kedukaannya di media sosial untuk menyalurkan emosinya.

Tak heran, banyak orang pula yang menjadi kewalahan menghadapi berbagai hal negatif yang melintas di linimasa media sosialnya.

Terlebih lagi, pandemi mengharuskan kita untuk berdiam di rumah, sehingga membatasi alternatif hiburan dan aktivitas yang bisa didapatkan.

Psikolog Lucia Peppy mengatakan, upaya menyaring berbagai informasi tersebut menjadi jalan terbaik untuk meresponsnya.

"Teoritis banget tapi memang kita perlu mem-filter meskipun kenyataannya memang tidak mudah," kata dia dalam perbincangan dengan Kompas.com, Jumat (6/8/2021).

Baca juga: 6 Cara Sembuhkan Duka akibat Kehilangan Orang Tersayang

Membatasi diri dari arus informasi mungkin mudah dilakukan. Namun, tidak demikian dengan efek emosional yang muncul dan dirasakan.

Lucia menjelaskan, kondisi ini adalah hal normal karena ada emosi yang terlibat. Pada praktiknya, akan lebih baik apabila kita bersikap realistis dengan kondisi yang ada.

Misalnya dengan mengakui jika kondisi saat ini memang sedang tidak baik-baik saja. Artinya, kita bisa menyadari akan adanya potensi keadaan menjadi lebih buruk dari saat ini.

Demikian pula akan kemungkinan adanya lebih banyak kabar buruk dari berbagai pihak lain khususnya yang ditemui di media sosial.

"Ketika kita di mindset mau manyadari bahwa kondisinya demikian, mau tidak mau, sedang tidak baik-baik saja paling enggak menjadi satu pegangan," kata alumnus Universitas Gadjah Mada ini.

Setelah itu, sambung Lucia, ada baiknya kita mempersiapkan diri dengan membuat semacam panduan pribadi.

Baca juga: Penting, Asupan Serat Kala Diet di Tengah Pandemi Covid-19

Ia mengibaratkan panduan tersebut seperti kotak P3K yang dibawa ketika bepergian atau berwisata ke lokasi yang ekstrem.

Disarankan untuk menetapkan sikap yang bisa diambil ketika kita sudah merasa kewalahan dengan  derasnya arus informasi atau berita yang cenderung negatif.

Misalnya saja, menenangkan diri dengan mengatur nafas lebih baik, ketika melihat berita kematian.

Bisa pula mempercepat aktivitas scroling di media sosial, ketika ada informasi yang tidak menyenangkan.

Bagi setiap orang, kata Lucia, praktik dan caranya bisa berbeda-beda tergantung kebiasaan dan kondisi.

"Karena kita yang tahu mekanismenya yang baik untuk kita seperti apa," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com