Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Percaya Hoaks, Pasien Isoman Juga Perlu Jaga Kekebalan Tubuh

Kompas.com - 07/08/2021, 18:09 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama masa pandemi media sosial dibanjiri berita hoaks seputar Covid-19.

Kementrian Komunikasi dan Informatika mencatat 1.828 konten hoaks mengenai Covid-19 tersebar melalui media sosial sejak Januari 2020 hingga awal Agustus 2021.

Peredaran hoaks atau berita bohong terkait virus corona bukan hanya menciptakan kebingungan, melainkan juga berisiko membahayakan kesehatan.

Dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementrian Kesehatan RI menuturkan, pemberitaan Covid-19 yang tidak valid berdampak pada proses pemulihan individu yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman).

"Informasi keliru mengenai Covid-19 tidak hanya membingungkan masyarakat, tetapi juga membahayakan kesehatan."

Demikian pemaparan Siti dalam webinar "Hoaks, Fakta atau Sains? Berita Keliru Seputar Covid-19 Ancam Pejuang Isoman" yang diadakan Sabtu (7/8/2021).

Webinar tersebut merupakan program dari pusat informasi kesehatan HelloSehat yang bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan, dan didukung Redoxon.

Dia menjelaskan, pemerintah melalui Kementrian Kesehatan sudah memberikan informasi berdasarkan sains untuk penanganan Covid-19 secara menyeluruh, termasuk tatalaksana bagi pasien isoman.

"Tatalaksana itu mencakup pedoman isoman, seperti panduan menjaga rumah tetap higienis, panduan terkait konsumsi obat-obatan, serta pentingnya asupan nutrisi tambahan untuk membangun kekebalan tubuh," katanya.

Baca juga: 4 Poin Penting Isoman Aman di Rumah, Menurut Pakar

Aturan isolasi mandiri bagi pasien Covid-19

Kapan pasien Covid-19 boleh menjalani isolasi mandiri? Selama pasien tidak memiliki gejala yang berat, menurut Siti.

"Jika pasien dites PCR positif tanpa gejala, atau bergejala namun tidak mengalami sesak, ia boleh diisolasi di rumah," sebutnya.

"Namun jika pasien sesak napas, bernapas lebih dari 24 kali dalam satu menit, dan saturasi oksigen kurang dari 94 persen, pasien tidak boleh isolasi mandiri. Harus menjalani isolasi terpusat di rumah sakit."

Apabila salah satu anggota keluarga ada yang terinfeksi Covid-19 namun memiliki gejala ringan, Siti mengimbau anggota keluarga untuk merawat pasien dengan ketentuan seperti berikut:

  • Menempatkan pasien di ruangan terpisah dengan ventilasi udara yang baik
  • Tidak berbagi ruangan dengan pasien
  • Mencuci pakaian, sprei, handuk, dan peralatan makan yang digunakan pasien secara terpisah
  • - Membersihkan permukaan perabotan di sekitar pasien (seperti gagang pintu)

"Bagi pasien isoman, kita anjurkan untuk tetap berada di rumah selama 14 hari. Tidak keluar-keluar dulu," ucap Siti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com