KOMPAS.com - Menurut pakar komunikasi dan psikologi asal Amerika Serikat, Lillian Glass, hubungan beracun (toksik) dapat didefinisikan sebagai hubungan apa pun, antara orang-orang yang tidak saling mendukung.
Di mana ada konflik dan yang satu berusaha melemahkan yang lain, di mana ada persaingan, di mana ada rasa tidak hormat, serta kurangnya kekompakan.
Gejala paling umum jika kita berada dalam hubungan yang toksik, khususnya percintaan, itu termasuk kurangnya dukungan, kecemburuan, kebencian, perilaku mengendalikan, ketidakjujuran, dan rasa tidak hormat.
Baca juga: 7 Tanda Kita adalah Orangtua yang Toksik
Nah, untuk menjelaskan lebih lanjut tentang hal ini, berikut adalah perasaan yang terus-menerus muncul dalam hubungan toksik.
Tidak peduli seberapa banyak kita memenuhi kebutuhan nutrisi melalui makanan, kita selalu merasa kelaparan dan kekurangan energi.
Ini mungkin akibat dari toksisitas yang merupakan bagian dari hubungan percintaan yang sedang berjalan.
Maka, hal-hal negatif yang menyertainya memengaruhi kesehatan mental dan fisik, yang juga ikut menguras semua energi.
2. Perilaku dimotivasi oleh rasa takut, marah, atau bersalah
Perilaku atau reaksi kita terhadap berbagai hal dan situasi selalu dipandu oleh rasa bersalah, ketakutan, atau kemarahan ketika kita berada dalam hubungan yang beracun.
Baca juga: Waspadai, 11 Tanda Pertemanan Toksik yang Tak Boleh Diabaikan
Kemampuan kita untuk membuat keputusan benar-benar berkurang oleh kemarahan dan kita sering kali membuat keputusan yang salah.
Ini juga membuat kita meragukan diri sendiri dan kemampuan yang ada.
Dalam hubungan yang toksik, kita terus-menerus merasa diremehkan dan tidak dihargai oleh pasangan.
Sehingga, kita menjadi percaya, tidak ada orang yang mengerti perasaan kita. Hal ini menyebabkan kita merasa sedih dan diabaikan.
Karena pasangan toksik memiliki begitu banyak kendali atas pikiran dan tindakan kita, maka kita selalu berusaha untuk mematuhi apa yang dikatakan dan diinginkannya.
Baca juga: Kenali, 5 Kebiasaan Paling Toksik Saat Bekerja dari Rumah
Dan jika kita gagal melakukannya, perasaan bersalah akan menguasai kita. Selain itu, rasa takut selalu mengintai di hati dan kita takut mengecewakan pasangan kita.
5. Sering merasa dimanfaatkan, dieksploitasi, atau tidak dihargai
Kapan pun pasangan toksik kita membutuhkan cinta dan dukungan, dia mungkin akan datang dengan lemah lembut.
Tetapi ketika kita mengharapkan hal yang sama dari, dia menarik diri sepenuhnya dan ini membuat kita merasa dimanfaatkan atau dieksploitasi.
Hal ini juga membuktikan, dia tidak menghargai emosi kita sama sekali, dan benar-benar egois.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.