Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/08/2021, 15:31 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kondisi fisik orang yang sudah memasuki usia paruh baya umumnya akan mulai mengalami penurunan.

Usia paruh baya yang dimaksud adalah kira-kira ada pertengahan dari umur rata-rata kebanyakan orang. Beberapa literatur mengategorikan usia paruh baya adalah antara 35-50 tahun.

Nah, fungsi jantung, paru-paru dan organ tubuh lain pada orang berusia paruh baya tersebut -umumnya, tidak lagi sebagus saat ia masih muda.

Oleh karena itu, olahraga menjadi kebutuhan setiap orang yang berada di dalam fase kehidupan tersebut.

Baca juga: Ternyata, Pasangan Berusia Paruh Baya Lebih Berani dalam Seks

Menurut banyak penelitian, latihan kekuatan yang menekankan otot penting untuk pengendalian berat badan individu di usia paruh baya.

Dalam sebuah penelitian yang dimuat pada bulan Juni, para peneliti di Iowa State University memantau 12.000 orang paruh baya.

Peneliti menemukan, dua atau lebih sesi latihan beban seminggu sudah mampu mengurangi risiko obesitas sebesar 20-30 persen selama dua dekade, bahkan pada orang yang tidak melakukan latihan aerobik.

Meningkatkan latihan beban atau latihan kekuatan hingga 1-2 jam seminggu, dinilai mampu mengurangi risiko obesitas hingga 30-40 persen.

Manfaat lain melakukan latihan ini yaitu menurunkan kolesterol, peradangan, tekanan darah tinggi, serta mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes.

Orang yang melatih kekuatan otot dikaitkan dengan umur panjang, risiko obesitas lebih rendah, serta otak, tulang, dan sistem kardiovaskular yang lebih sehat.

Melatih kekuatan otot juga terbukti memperbaiki harga diri, meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan serta depresi.

Sayangnya, meski banyak peserta berolahraga secara teratur, mereka mengabaikan latihan kekuatan.

Baca juga: Cara Mudah Latih Otot dan Kekuatan Saat di Rumah Saja

"Sekitar 60 persen tidak melakukan latihan kekuatan, hampir dua kali lipat dari mereka yang tidak menjalani latihan aerobik."

Begitu penjelasan Jason Bennie, ahli epidemiologi olahraga di University of Southern Queensland di Australia.

Menurut analisis terbaru, orang yang melatih kekuatan otot secara teratur memiliki kemungkinan meninggal dunia 21 persen lebih kecil karena penyebab apa pun. Ini terlepas dari usia dan berapa banyak mereka melakukan latihan aerobik.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com