Protein dapat membantu mengelola hormon napsu makan karena membuat kita merasa kenyang lebih lama.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan hormon lapar ghrelin dan peningkatan hormon kenyang peptida YY, GLP-1, dan cholecystokinin.
Penelitian pada orang dewasa muda juga menunjukkan bahwa efek hormonal dari sarapan berprotein tinggi dapat bertahan hingga beberapa jam.
Beberapa makanan tinggi protein untuk sarapan yang dapat dijadikan pilihan seperti telur, gandum, mentega kacang dan biji, bubur quinoa, sarden, dan puding biji chia.
Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan obesitas.
Karbohidrat olahan juga diproses cukup panjang sehingga tidak lagi mengandung serat dan gizi penting dalam jumlah cukup. Beberapa di antaranya seperti nasi putih, roti putih, dan pasta.
Makanan-makanan itu memang mudah dicerna, tapi juga diubah menjadi glukosa dengan sangat cepat.
Kelebihan glukosa dalam darah akan memicu lonjakan insulin. Kondisi ini akan meningkatkan penyimpanan lemak di jaringan adiposa dan pada akhirnya berkontribusi terhadap penambahan berat badan.
Jika memungkinkan, usahakan untuk mengganti karbohidrat olahan dan makanan tinggi gula dengan pilihan yang lebih sehat.
Beberapa pilihan yang lebih sehat termasuk nasi gandum utuh, roti gandum, kacang-kacangan, hingga biji-bijian. Sementara makanan manis dapat kita ganti menjadi buah-buahan.
Alih-alih minum jus buah tinggi gula, kita bisa memilih smoothies atau susu.
Baca juga: Lemas hingga Jerawatan, 12 Tanda Kita Makan Terlalu Banyak Gula
Menyertakan banyak makanan tinggi serat membantu kita lebih cepat kenyang, yang dapat menjadi cara menurunkan berat badan karena dengan mengontrol jumlah makanan yang diasup.
Beberapa makanan kaya serat seperti sereal sarapan gandum utuh, pasta gandum utuh, roti gandum utuh, oat, sayur-sayuran, kacang-kacangan, hingga biji-bijian.
Baca juga: 4 Cara Makan Lebih Banyak Serat agar Tubuh Lebih Sehat
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa tidur kurang dari 5-6 jam setiap malamnya berkaitan dengan peningkatan kejadian obesitas. Ada beberapa alasannya.
Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat memperlambat proses metabolisme, di mana tubuh mengubah kalori menjadi energi.